benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Peredaran gas melon di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan masih menuai pro dan kontra. Peredaran yang tepat sasaran serta sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), masih jauh dari harapan.
Selayaknya masyarakat mesti membeli gas melon tiga kilogram tersebut di pangkalan. Setelah distribusi dari agen, akan tetapi realita di lapangan berbanding terbalik. Kebanyakan terlihat di lapangan setelah dari pangkalan didistribusi lagi kepada para pengecer, dan kemudian diduga terjadinya permainan harga.
Gas melon subsidi tersebut yang seharusnya diperuntukan bagi masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah, namun disalahfungsikan untuk mendapatkan keuntuntungan sepihak oleh oknum tertentu.
Sehingga harapan untuk menikmati harga subsidi tersebut sulit direalisaaikan seutuhnya. Bahkan, HET di Tanjung Selor sendiri yang ditetapkan oleh pemerintah kurang lebih mencapai Rp 27 ribu per tabung. Kebanyakan di lapangan gas melon tersebut terjual diatas rata-rata mencapai Rp 35 ribu bahkan lebih.
Menanggapi hal tersebut anggota komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan, Imam Bukori menyampaikan fungsi pengawasan dari pemerintah harus berjalan.
Meskipun secara data diatas antara kebutuhan dan ketersediaan barang itu sesuai, akan tetapi realita di lapangan tidak sesuai.
“Hal ini sebetulnya harus dikaji dengan maksimal. Tujuanya untuk mencari titik temunya,” sebutnya Kamis, (30/1/2025).
Imam sapaannya menegaskan, mestinya tidak terjadi permainan harga dalam hal ini akan tetapi, jika melihat kebutuhan masyarakat hal ini tentu menjadi dilema.
“Mestinya hal ini tidak dibiarkan terus menerus terjadi, karena ketika dibiarkan kasian masyarakat kecil yang memang benar-benar membutuhkan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Yogi Wibawa