benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan menyebut bencana banjir dan tanah longsor yang seringkali terjadi akibat aktivitas pembangunan dan ulah manusia.
Kota Tarakan sering dilanda bencana banjir dan tanah longsor saat terjadi curah hujan tinggi. Bahkan dalam satu hari terdapat belasan hingga puluhan bencana yang menelan korban saat terjadi hujan.
Sebagian masyarakat pun mengeluhkan hal tersebut. Banjir yang sering terjadi serta tanah longsor bertahun-tahun belum dapat ditangani pun menambah titik rawan bencana.
Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep menuturkan pemicu utama terjadinya bencana yang terjadi ialah curah hujan tinggi yang memang tidak dapat dihindari. Selain itu, faktor pendukung lainnya yaitu aktivitas manusia untuk membangun dan membuat pemukiman juga ikut andil.
“Pemicu utama sebenarnya karena curah hujan dan kedua masyarakat kita kalau untuk penggundulan karena merupakan kebutuhan masyarakat Saya rasa itu ada benarnya karena kita melihat sendiri daerah Karanganyar itu gunung-gunung dipotong karena kebutuhan tempat tinggal,” ujarnya, Kamis (30/1/2025).
Ia menegaskan hal ini terjadi karena tidak ada lagi tempat tinggal di dataran untuk masyarakat sehingga masyarakat melakukan penggundulan hutan dan memotong pegunungan dan perbukitan.
Hal ini dapat dilihat dari tempat tinggal masyarakat yang saat ini berada di perbukitan dan lereng-lereng perbukitan.
“Kebutuhan akan lahan tempat tinggal masyarakat semakin tahun semakin meningkat kita tahu sekarang ini hampir ke daerah pegunungan itu perbukitan sudah dihuni oleh masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya itu saja, menurutnya, masalah banjir pun diakibatkan oleh ulah manusia sendiri. Di Salah satu saluran yang berada di Karang Anyar contohnya, terdapat banyak sampah-sampah. Meskipun sudah dilakukan pengerukan oleh dinas terkait, sampah tetap saja masih memenuhi saluran.
Faktor inilah yang membuat banjir di Kota Tarakan sering terjadi. Yonsep menjelaskan, setiap tahunnya genangan banjir di Kota Tarakan terus meningkat.
“Kalau sekarang intensitas tingginya (genangan banjir) yang kita lihat 15% dari tahun yang kemarin tingkat permukaannya,” jelasnya.
“Iya karena kebutuhan (pembangunan) tadi maka menambah titik-titik kebencanaan yang ada di Tarakan,” tutupnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Nicky Saputra