NUNUKAN – Imbas dari terputusnya jembatan penghubung antara kecamatan lantaran diterjang banjir, pendistribusian sembako dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Krayan Selatan jadi terhambat.
Meski musibah banjir tersebut terjadi pada (12/1/2025) lalu, namun dampaknya masih harus dirasakan oleh warga di Kecamatan Krayan Selatan.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli menyampaikan, hingga saat ini masyarakat masih bergantung dengan jembatan darurat yang dibuat oleh warga untuk segala aktivitas masyarakat.
“Sebenarnya kondisi jembatan darurat yang kita buat ini juga mengkhawatirkan, karena kalau hujan dan air siangi naik lagi pasti akan hanyut apalagi ini tidak kuat jadi tidak bisa menopang banyak beban,” kata Oktavianus kepada benuanta.co.id, Sabtu (25/1/2025).
Oktavianus menyampaikan, jembatan darurat ini hanya bisa dilalui orang, sementara untuk kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.
Akibatnya, pendistribusian sembako yang di pasok dari Krayan Induk, tidak bisa langsung di bawah ke Kecamatan Krayan Selatan lantaran kendaraan tidak bisa melintasi jalan tersebut.
“jadi ketika barang ini tiba di titik jembatan ini, barang itu akan di pikul bolak balik ke seberang setelah itu baru bisa melanjutkan perjalanan lagi,” ungkapnya.
Tak hanya sembako, BBM yang akan dibawa oleh pihak Pertamina dari Krayan Induk menuju SPBU yang ada di Krayan Selatan juga harus di lansir secara manual melalui jembatan darurat.
“Karena ini harus pake tenaga, otomatis harga sembako nya ikut naik. Bahkan untuk BBM ini sudah dua kali ini dilansir lewat jembatan darurat,” jelasnya.
Ia berharap, kondisi jembatan ini harus menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk dilakukan perbaikan dan pembuatan jembatan permanen. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli