benuanta.co.id, BULUNGAN – Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024 telah usai, berdasarkan prinsip demokrasi berbeda pandangan dan pilihan adalah salah satu bagiannya. Setelahnya pun, semua orang yang berseberangan harus bersatu kembali dan guyup rukun.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kalimantan Utara (Kaltara) yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara mengadakan seminar kebangsaan dengan tema Merangkai Keberagaman Masyarakat “Kalimantan Utara Pasca Pilkada 2024”.
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Datu Iqro Ramadhan mengatakan seminar ini sangat penting karena memiliki tujuan merajut kembali rasa persatuan.
“Kita memiliki lingkungan sosial yang beragam, ada berbagai etnis dan suku bangsa didalamnya seperti Dayak, Tidung, Bugis, Jawa, Banjar dan lainnya. Jadi, Provinsi Kaltara kaya akan tradisi, bahasa dan kearifan lokal,” sebutnya kepada benuanta.co.id, Kamis, 23 Januari 2025.
Dirinya meminta, pilkada serentak 2024 yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan kini telah usai. Maka tugas semua orang bagaimana memastikan keberagaman yang dimiliki tetap menjadi perekat sosial, bukan menjadi pemicu perpecahan.
“Pilkada ini bukan hanya terkait bagaimana kita memilih pemimpin. Tapi bagaimana bisa membangun komitmen bersama membangun daerah,” paparnya.
Untuk itu, Pemprov Kaltara dalam visi ke 7, pemerintah berupaya untuk mewujudkan kualitas kerukunan dan kehidupan beragama, etnis dan latar belakang budya dalam kerangka semangat kebhinekaan di Provinsi Kalimantan Utara.
Dalam mewujudkannya, ada beberapa langkah strategis yang ditawarkan diantaranya penguatan dialog antar komunitas, peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pendidikan nilai kebangsaan.
“Lalu peningkatan peran pemuka agama dan tokoh adat,” pungkas Datu. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli