benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tana Tidung (KTT) menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar sudah mulai dilaksanakan.
Seketaris Disdikbud KTT, Irdiansyah S.Sos, M.M menerangkan, progam makan bergizi gratis tersebut dilaksanakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Tidung, atau belum dibantu oleh pemerintah pusat.
“Untuk di KTT itu sendiri ada 4 sekolah yang sudah mendapatkan MBG. Di antaranya SDN terpadu unggulan 1 Tana Lia, SDN terpadu unggulan 2 Sesayap Hilir, SMP terpadu unggulan 2 Sesayap Hilir, dan SMP Boarding School,” kata irdiansyah Senin (20/1/2025).
Sekadar informasi, MBG yang sudah berjalan mulai tahun 2018 belum melibatkan TNI dalam distribusinya alias hanya sekolah secara swakelola dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOP).
“Kalau abggaran pusat sudah dikucurkan ke daerah baru melibatkan TNI dalam distribusinya,” imbuhnya.
Perencanaan MBG di KTT ini juga bekerjasama oleh TNI setempat. Segala proses pembelian bahan pokok, pengolahan, dan pendistribusian dilakukan oleh TNI. Ketika makanan sudah siap akan langsung diberikan ke sekolah.
“Jadi mulai pembelian bahan pokok sampai pendistribusian itu dilakukan serta dikelola oleh TNI,” tuturnya.
Diperhitungkan juga dalam seporsi MBG ini memiliki nilai Rp 20 ribu per menu sehari untuk 1 siswa. Dalam pelaksanaan MBG di KTT ini, ia menyebut Disdikbud bekerjasama dengan Dinas Kesehatan yang memang sudah mengecek gizi yang terkandung dalam makanan tersebut, untuk menghindari adanya keracunan atau hal yang tidak diinginkan.
Seperti pemenuhan gizi per menu yang disajikan juga sudah starandar yang ditentukan. Mulai dari kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin.
“Kita sudah bekerjasama dengan dinas terkait yang memang mengetahui soal gizi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Digelarnya MBG ini Disdikbud berharap bisa mengurangi angka stunting di KTT, juga membuat anak-anak bisa konsentrasi dalam belajar dengan keadaan perut yang terisi makanan bergizi. Sebab 97 dari 100 persen anak Indonesia diklaim kekurangan gizi saat sarapan.
“Tapi kami juga masih menunggu arahan apakah MBG ini dilakukan dalam bentuk sarapan atau makan siang,” tutupnya. (*)
Reporter: Kurniawin
Editor: Yogi Wibawa