Penduduk Miskin di Kaltara Berkurang 6,72 Ribu Jiwa

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara (Kaltara) berdasarkan pendataan terakhir oleh Badan Pusat Statistik Kaltara), tercatat sebesar 41,11 ribu orang atau 5,38 persen dari total penduduk.

Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 47,83 ribu orang atau 6,32 persen. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin secara absolut berkurang sebanyak 6,72 ribu jiwa, dan secara persentase turun sebesar 0,94 persen poin.

Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai mengatakan, meski secara umum terjadi penurunan, terdapat dinamika berbeda antara daerah perkotaan dan perdesaan.

Baca Juga :  Harga Cabai di Nunukan Berangsur Naik Jelang Bulan Ramadan

“Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan justru mengalami peningkatan, baik secara absolut maupun persentase. Sementara itu, di perdesaan terjadi penurunan yang cukup signifikan,” ujarnya. Senin, (20/1/2024).

Menurut data BPS, pada Maret 2024 jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 23,18 ribu jiwa (4,73 persen). Pada September 2024, angka ini meningkat menjadi 25,06 ribu jiwa (5,07 persen), atau bertambah sebanyak 1,88 ribu jiwa dengan kenaikan persentase sebesar 0,34 persen poin.

Sebaliknya, penduduk miskin di daerah perdesaan menurun dari 24,65 ribu jiwa (9,23 persen) pada Maret 2024 menjadi 16,05 ribu jiwa (5,96 persen) pada September 2024. Penurunan ini mencapai 8,6 ribu jiwa dengan persentase turun 3,27 persen poin.

Baca Juga :  Model Pertanian Modern Diminati Milenial Nunukan 

Mas’ud sapaannya menambahkan, pola distribusi kemiskinan masih menunjukkan perbedaan karakteristik antara perkotaan dan perdesaan. Ditambah lagi, adanya tantangan yang perlu mendapat perhatian.

“Meski jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih sedikit dibandingkan perkotaan, persentase kemiskinan di perdesaan tetap lebih tinggi. Pada September 2024, persentase penduduk miskin di perdesaan sebesar 5,96 persen, sedangkan di perkotaan 5,07 persen. Hal ini menunjukkan tantangan struktural di perdesaan masih perlu mendapat perhatian lebih,” jelasnya.

Baca Juga :  Jumpa Mas Wapres, Ketum HIPMI Kaltara Sampaikan Aspirasi Pengusaha Daerah

BPS juga mencatat bahwa pola ini konsisten dengan kondisi pada Maret 2024, di mana persentase penduduk miskin di perdesaan (9,23 persen) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (4,73 persen).

“Diperlukan kebijakan yang lebih fokus untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan daya saing di perdesaan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Ikke

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *