benuanta.co.id, TARAKAN – Crane di Pelabuhan Malundung Kota Tarakan sempat mengalami kerusakan selama 9 hari lamanya. Terhitung sejak pekan lalu aktivitas bongkar muat terhenti sebagian.
Manager Teknik PT Pelindo Peti Kemas Tarakan, Zul Haidir mengatakan, mesin crane tersebut berhenti secara tiba-tiba saat melakukan bongkar muat kontainer di KM Meratus Lembata.
“Setelah dicek ternyata mesin tersebut mengalami trouble (permasalahan),” katanya, Rabu (15/1/2025).
Tim Mekanik pun melakukan pengecekan secara detail dan mendapati indikasi kerusakan terdapat pada liner mesin crane. Sehingga, pada mesin tersebut kondisinya air sudah bercampur oli.
“Kalau barometernya alat itu masa kerjanya bisa sampai satu hingga dua tahun. Kita tidak bisa memprediksikan juga kapan terjadi kerusakan. Maka kita putuskan bahwa mesinnya harus dilakukan perbaikan secara keseluruhan,” jelas Zul.
Sebenarnya, untuk perbaikan mesin crane secara menyeluruh biasanya selesai dalam waktu 30 hari. Namun beruntung terdapat mesin cadangan yang dapat diperbaiki dalam kurun waktu 9 hari.
Terhitung per hari ini mesin crane tersebut sudah dapat melakukan aktivitas bongkar muat kembali.
“Dari kemarin pagi sampai subuh hari ini kita lakukan pemantauan, mesin sudah posisinya di atas dan hari ini bisa beroperasi kembali,” tuturnya.
Adapun dampak dari kerusakan mesin crane tersebut, aktivitas bongkar muat pada KM Meratus Lembata tak dapat dilakukan. Dikarenakan pada kapal tersebut tidak terdapat ship crane. Sedangkan untuk kapal lain yang memiliki ship crane masih dapat melakukan aktivitas bongkar muat.
Adapun muatan dari KM Meratus Lembata sama seperti dengan kapal lainnya yakni kebutuhan pokok atau sembako untuk kebutuhan masyarakat Kaltara.
“Untuk kapal yang punya ship crane tetap beroperasi. Pada saat trouble mesin crane kami, KM Meratus Lembata itu ditarik ke luar dulu dan masuk kapal yang punya ship crane untuk beroperasi,” bebernya.
Menurut Zul, tak ada aktivitas perekonomian yang terhambat akibat dari perbaikan crane di Pelabuhan Malundung. Lantaran kapal lain pengangkut kebutuhan masyarakat Kaltara masih dapat beroperasi dengan baik.
“Karena kita berpikirnya yang trouble hanya satu kapal. Sementara kapal lain yang punya ship crane bisa beroperasi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra