benuanta.co.id, TARAKAN – Komoditas bawang putih di pasaran mengalami kenaikan harga. Dari yang semula kisaran Rp 30 ribu, kini berada dikisaran harga Rp 40 hingga Rp 45 ribu perkilogram.
Kontributor Pasar Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMP) Tarakan, Firman mengungkapkan, kenaikan harga ini disebabkan oleh ketergantungan negara Indonesia yang masih mengimpor bawang putih dari negara China.
“Kan kita impor, kebanyakan bawang putih kita dari luar. Bawang putih ada tiga macam, bawang putih kating, bawang putih honan dan lokal. Tapi kebanyakan kita dari China, kalau lokal tidak memenuhi kuota seluruh Indonesian,” jelasnya.
Disinggung soal naiknya bawang jelang perayaan Imlek, Firman menepis hal itu. Menurutnya, harga komoditas bawang murni dikarenakan pasokan pasokan stok.
“Kalau Imlek kayaknya tidak berpengaruh besar sih. Kalau menurut saya ya, beda lagi kalau nanti puasa menjelang lebaran. Mungkin ada kenaikan nanti (bahan pokok),” lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya tak dapat memperkirakan turunnya harga bawang di Kota Tarakan. Lantaran kenaikan harga bawang ini juga turut terjadi di wilayah Indonesia lainnya.
“Jadi bukan hanya di Tarakan saja (kenaikan harga bawang). Kayaknya (turun harga) masih belum,” katanya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Zunaida menyebut, harga bawang sudah mengalami kenaikan sepekan belakangan. Profesinya yang sebagai salah satu pemilik usaha katering makanan berat turut berimbas kepada harga produk yang ia jual.
Biasanya, Zunaida selalu membeli komoditas bawang putih di harga Rp 38 ribu. Namun saat ini, harga bawang putih di pasaran masih bertengger di angka Rp 45 ribu.
“Kalau bawang putih sekarang Rp 45 ribu. Masih naik harganya, malah bawang merah yang turun. Kemarin-kemarin Rp 45 sampai Rp 50. Tapi sekarang sudah Rp 40 ribu,” singkatnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli