Atasi Kesulitan BBM, Tiga APMS Bakal Didirikan

benuanta.co.id, TARAKAN – Nelayan mengeluhkan adanya kesulitan dalam mengakses Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di Agen Premium Minyak Solar (APMS). Padahal nelayan juga mengantongi surat rekomendasi guna mendapatkan bahan bakar untuk melaut.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kalimantan Utara (Kaltara), Rustan mengatakan, biasanya persoalan BBM bagi nelayan ini kerap kali ditemui di APMS.

“Baru-baru ini kami juga bertemu dengan pihak Pertamina. Pada dasarnya teman-teman tidak ada masalah, hanya saja pembagian kuota (BBM) saja,” katanya kepada benuanta.co.id, Jumat (10/1/2025).

Rustan membeberkan, saat mengantre BBM subsidi, nelayan diharuskan memiliki rekomendasi. Dalam rekomendasi tersebut tertulis jumlah solar yang didapatkan sesuai dengan kapasitas mesin kapal. Misalnya, satu rekomendasi mendapatkan BBM dengan jumlah 800 liter. Namun, pihak APMS memberikan aturan pengambilan BBM subsidi harus dilakukan satu kali dengan satu surat rekomendasi.

Baca Juga :  Kelurahan Juata Permai jadi Lokasi Kedua Kampung Bersinar di Tarakan

“Sementara teman-teman nelayan inikan maunya mengambil sesuai rekomendasi. Tapi pihak APMSnya yang minta hanya diambil satu kali saja dengan satu surat rekomendasi. Akhirnya surat rekomendasi itu sudah habis masa waktunya. Artinya APMSnya yang harus ditelusuri,” bebernya.

Disamping sulitnya BBM subsidi bagi nelayan, Rustan juga meminta adanya pengawasan dalam penyaluran BBM subsidi ke nelayan. Menurutnya, terdapat oknum yang mengambil BBM subsidi tersebut untuk diperjualbelikan kembali.

Baca Juga :  Belum Setahun Diaspal Jalan Tarakan Kembali Rusak, Kontraktor Bakal Dibidik Polisi?

“Jangan seperti ini, kalau tidak dipakai jangan diambil. Inilah yang membuat teman-teman nelayan lain yang serius mau pakai BBM itu akhirnya tidak dapat,” tuturnya.

Menyikapi hal itu, Sales Brand Manager PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tarakan Ferdy Kurniawan mengatakan, untuk melayani BBM subsidi bagi nelayan, terdapat kuota yang lebih besar dibandingkan SPBU. Kuotanya sekitar 1.000 ton liter pertahun.

Adapun realisasinya pada 2024, sekitar 80 persen dari kuota BBM tersalurkan untuk nelayan.

“Karena memang pengaturan kuota dari BPH Migas, itu sudah mempertimbangkan kebutuhan nelayan yang ada di Kota Tarakan dan itu lebih dari cukup,” tuturnya.

Baca Juga :  Tarakan Masih Zona Kuning Vaksin Polio

Untuk itu, pihaknya juga akan menambah 3 SPBU di laut guna melayani kebutuhan BBM bagi nelayan. Ketiga SPBU itu nantinya akan didirikan di perairan Mamburungan, Pantai Amal dan depan Bandara Juwata Tarakan. Diharapkan dengan adanya SPBU baru ini, nelayan tak lagi kesulitan dalam mengakses BBM.

“Tahun ini, akan ada penambahan tiga lagi. Kalau saat ini SPBU untuk melayani nelayan, ada dua yaitu SPBU Tanjung Batu dan Koperasi Mina Herda di Lingkas Ujung,” tandasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *