benuanta.co.id, TARAKAN – Minimnya atlet biliard di Kalimantan Utara (Kaltara), membuat Persatuan Olahraga Biliard Seluruh Indonesia (POBSI) Kaltara melakukan penjaringan bibit atlet lokal.
Dalam Open Turnamen Handicap 9 Ball, POBSI Kaltara bakal membidik player potensial untuk dibina di tingkat provinsi hingga kancah nasional.
Ketua POBSI Kaltara, Mustapa Daeng Manasse mengungkapkan, pertandingan ini dibuka untuk kelas umum. Sebelumnya, open turnamen serupa juga sudah digelar di Kabupaten Bulungan.
“Dari sini akan timbul bibit-bibit (atlet) yang akan mengikuti kejuaraan besar nasional. Nanti bergilir, kemarin Bulungan, sekarang Tarakan,” katanya, Jumat (20/12/2024).
Adapun hasil dari kejuaraan ini, nantinya akan dilakukan pembinaan oleh POBSI Kaltara. Terlebih dalam waktu dekat akan terdapat event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) II Kaltara.
“Ini memang ada jenjangnya. Kita dapat instruksi juga dari DPP untuk menggelar pertandingan-pertandingan seperti ini,” lanjutnya.
Mustafa menegaskan, ia lebih memilih mencari atlet lokal dibandingkan harus mengambil atlet dari luar Kaltara. Hal tersebut juga sejalan dengan komitmen Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang untuk mengedepankan atlet lokal.
“Jadi apapun hasilnya, kita berusaha semaksimal mungkin. Kita tunjang dengan pelatihan yang melibatkan instruktur dari nasional. Kami juga berkoordinasi dengan pengurus pusat,” jelas dia.
POBSI Kaltara menargetkan adanya minimal 2 atlet biliar yang dipersiapkan untuk event besar Pekan Olahraga Nasional (PON) NTB-NTT 2028 mendatang. Setelah ini, pihaknya akan kembali melakukan seleksi pada 2025 untuk digenjot mengikuti Pra PON.
“Targetnya ya harus di PON. Alhamdulillah kita dapat kuota nanti di Pra PON. Kalau kemarin kan tidak ada,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Open Turnamen Handicap 9 Ball di Tarakan, Asyari Akbar menyebut, dalam pertandingan ini para peserta dituntut wajib mengetahui seluruh teknis pertandingan. Dalam Technical Meeting (TM) juga telah disampaikan sistem pertandingan yang mengacu pada tingkat internasional.
“Ini aturan tingkat internasional dan nasional. Jadi ketika nanti atlet ikut pertandingan Porprov maupun PON mereka tidak kaget. Misalnya dalam aturan pakaian juga,” jelasnya.
Selain player asal Tarakan, pertandingan ini juga diikuti dari Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan. Sementara untuk Kabupaten Tana Tidung sendiri sejauh ini belum terdapat sarana permainan biliar.
“Ada 128 slot, Tanjung Selor 33 slot, Nunukan 20 slot, Malinau 30 slot selebihnya Tarakan,” pungkas pria yang juga Ketua POBSI Tarakan. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa