Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali di Dermaga BKT Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa, meresmikan dua KRI baru itu, yaitu KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881, yang masing-masing ditempatkan di Lantamal XI Merauke Koarmada III TNI AL dan Lantamal XIII Tarakan Koarmada II TNI AL.
“KRI Hampala-880 yang ditempatkan di Armada III, yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan Australia. Di situ, mungkin rawan penyelundupan, maka kapal patroli ini diharapkan bisa membantu penegakan hukum (di laut, red.), dan mencegah adanya penyelundupan,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers selepas acara peresmian.
Dia melanjutkan KRI Hampala-880 juga ditempatkan di Lantamal XI Merauke untuk memperkuat jajaran armada Komando Armada III, mengingat kapal di Koarmada III yang menjaga wilayah Papua dan Maluku, masih relatif lebih sedikit dibandingkan dengan Koarmada I dan Koarmada II.
“Kapal ini (KRI Hampala-880) ditempatkan di sana untuk menambah (kapal) dan memperkuat Koarmada III, khususnya di Lantamal XI Merauke,” kata Laksamana Ali.
Kemudian, untuk wilayah Tarakan, KSAL menilai perairan di sekitar pulau itu, yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, juga rawan penyelundupan, baik narkoba, barang-barang ilegal, maupun manusia. Perairan di sekitar Tarakan berbatasan langsung dengan perairan Malaysia dan Filipina.
Oleh karena itu, KSAL berencana menugaskan KRI Lumba-Lumba-881, yang ditempatkan di Lantamal XIII Tarakan, untuk mengikuti Patroli Terkoordinasi Trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina (Indomalphi).
Laksamana Ali juga menyebut penempatan dua kapal patroli cepat TNI AL di perairan-perairan rawan seperti di sekitar Merauke dan Tarakan juga bagian dari kontribusi TNI AL mendukung Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan, yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan pada 4 November 2024.
“Kami (TNI AL) masuk dalam satgas (desk, red.),” kata Ali.
KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba memiliki spesifikasi, di antaranya panjang 61,20 meter, lebar 8,50 meter, dan kecepatan maksimum 24 knots, kemudian kecepatan jelajag 17 knots. Dua kapal baru TNI AL itu dilengkapi persenjataan antara lain meriam kaliber 40 mm Marlin Ilos sebagai senjata utama kapal, dan dua unit Mitraliur (sub machine gun) kaliber 12,7 mm buatan Pindad.
Laksamana Ali menyebut KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba dirancang tidak hanya untuk operasi militer menjaga kedaulatan dan keamanan laut, tetapi keduanya juga dapat digunakan untuk operasi SAR, dan mendukung operasi infiltrasi pasukan.
Sumber : Antara