benuanta.co.id, TARAKAN – Driver ojek online (ojol) Kota Tarakan angkat bicara terkait sinyal yang diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yaitu ojol yang tak akan diberi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis pertalite pada awal akhir November 2024 lalu.
Hal tersebut diungkapkan Bahlil karena ia menilai ojol tergolong dalam kegiatan usaha. Hal ini pun menuai penolakan keras dan protes besar-besaran dari para pengemudi ojol di seluruh Indonesia jika pemerintah mengeluarkan keputusan tersebut.
Tak tepungkiri berita tersebut sudah di ketahui oleh ojol yang berada di Kota Tarakan. Salah satu driver ojol Tarakan, Setiadi menuturkan sangat menyedihkan apabila keputusan tersebut sampai terjadi. Menurutnya, penggunaan BBM bersubsidi ini merupakan hal yang sangat vital bagi operasional driver ojol, jika subsidi BBM dicabut maka akan terjadi kerugian.
“Perlu digarisbawahi penghasilan ojol itu harus dibagi kepada perusahaan. Sementara untuk membeli BBM dibebankan sepenuhnya kepada ojol. Kalau BBM bersubsidi dicabut penghasilan kami pasti berkurang karena harus membeli BBM. Kami ini rakyat kecil penghasilan tidak menentu. Ditambah kami harus memikirkan biaya biaya lain selain BBM, seperti peralatan kendaraan kalau rusak. Tolong pemerintah perhatikan kami rakyat kecil,” tegasnya, Senin (10/12/2024).
Ia membeberkan sejak adanya informasi tersebut, seluruh ojol Kota Tarakan yang tergabung dalam satu grup merasa marah dengan tegas seluruhnya menolak kebijakan tersebut. Setiadi menjelaskan, mitra pengemudi Grab akan dikenakan potongan komisi 20 persen dari total tarif.
“Sebagai contoh, jika mitra pengemudi mendapat orderan dengan tarif Rp15.000, maka sistem Grab akan secara otomatis memotong 20 persen dari tarif tersebut (Rp3.000). Jadi kami nggak dapat full. Nangis rasanya kalau itu benar diterapkan,” keluhnya.
Ia menjelaskan harga Pertalite Rp 10 ribu per liter, sedangkan Pertamax dimulai dari Rp 12.100. meskipun bedanya hanya Rp 2 ribu, namun itu sangat berharga buat driver ojol yang mencari nafkah. Tak hanya itu saja, dengan kebijakan tersebut harga jasa ojol akan bertambah maka konsumen juga akan berkurang.
“Takutnya gara-gara Kami nggak bisa pakai BBM subsidi. Jadi naik harga, konsumen juga jadi sepi, mau makan apa kami,” pungkasnya.
Usai mendapat penolakan keras dari sejumlah ojol di Tanah Air. Teranyar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut skema baru subsidi BBM sudah rampung. Menurut Bahlil, hal itu baru akan diputuskan dalam rapat terbatas yang segera dilakukan.
“Menyangkut dengan metode subsidi sudah rampung yang insyaallah akan diputuskan dalam waktu dekat lewat ratas,” ujar Bahlil usai acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2025 di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024).
Sayangnya, Bahlil belum mau merinci skema seperti apa yang dimaksud. Ia juga tidak menjelaskan lebih besar mana antara subsidi terhadap komoditas BBM atau terhadap bantuan langsung tunai (BLT).
Sebelumnya, Bahlil mengusulkan skema baru penyaluran subsidi BBM, yakni dengan skema blending atau kombinasi, yakni diberikan dalam bentuk barang/komoditas produknya dan sebagian lainnya dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bahlil menilai skema ini untuk menggairahkan daya beli masyarakat dan memastikan subsidi tepat sasaran.
Dia juga memastikan subsidi akan diberikan kepada masyarakat yang tepat. Sebab, saat ini pihaknya terus mengkaji data penerima sehingga data yang digunakan akan seragam.
“Selama ini kan, kita tahu, seperti beberapa hari lalu saya sampaikan, bahwa subsidi ini ditengarai sebagian tidak tepat sasaran. Yang berhak mendapat subsidi inilah saudara-saudara kita yang memang, mohon maaf, ekonominya menengah ke bawah, dan sekarang, setel kita exercise oleh BPS, data kita sekarang sudah satu data. Yang pertama kita pastikan adalah satu data,” terang Bahlil. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa