benuanta.co.id, TARAKAN – Basarnas Tarakan mencatat telah melakukan sebanyak 12 operasi SAR sepanjang tahun 2024. Sebanyak 12 kejadian tersebut di antaranya kecelakaan kapal, kecelakaan pesawat udara dan kondisi membahayakan manusia (KMM).
Pada tahun 2024 didapati adanya penurunan kejadian yang membutuhkan penyelamatan personel SAR. Dibanding 2023 lalu, Basarnas Tarakan mencatat ada sekira 30 kejadian yang membutuhkan penyelamatan.
Kepala Basarnas Tarakan, Syahril menguraikan, untuk kecelakaan kapal terdapat 5 kejadian dengan rincian 6 korban selamat dan 2 hilang. Lalu, kecelakaan pesawat terdapat 1 korban selamat dan satu korban meninggal dunia. Sementara untuk KMM sebanyak 6 kejadian dengan 3 selamat dan 4 meninggal.
“Ini kejadiannya bukan hanya di Tarakan saja. Tapi ada di Malinau, Nunukan dan Tanjung Selor,” ujarnya saat ditemui, Senin (9/12/2024).
Ia melanjutkan, untuk kejadian yang mendominasi yakni KMM dan kecelakaan kapal. Adapun KMM yang ditanganinya beragam. Mulai dari kejadian di perairan maupun di darat. Dalam aksi penyelamatan KMM, pihaknya menemui korban yang tersesat di dalam hutan.
“Kalau KMM ini kondisi yang dianggap membahayakan, misalnya ada orang mau bunuh diri itu dianggap membahayakan. Lalu biasanya nelayan juga misalnya cuaca buruk dan meminta pertolongan bisa masuk kategori KMM,” beber Syahril.
Pada tahun ini juga terdapat kecelakaan pesawat jenis pilatus yang jatuh di wilayah Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan. Sehingga Basarnas Tarakan mengerahkan seluruh potensi SAR untuk melakukan pencarian dan evakuasi.
“Kita tidak punya pos di sana, jadi kita kerahkan semua dari Tarakan. Baik itu supply personel dan supply logistik,” lanjutnya.
Syahril menyebut, seiring menurunnya jumlah kecelakaan SAR di wilayah Kaltara menjadi nilai positif, lantaran masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya keselamatan diri.
“Kita juga tidak minta-minta untuk ada kejadian atau kecelakaan. Kita berharapnya zero kejadian,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa