“Meskipun pembuatan keris tradisional masih dipertahankan, proses ini telah diterapkan secara modern dan tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman,” kata Fadli Zon saat meresmikan Pameran Pesona Keris Nusantara di Museum Nasional Indonesia di Jakarta, Senin.
Fadli menyampaikan, Pameran Pesona Keris Nusantara yang diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia, membuka wacana baru tentang pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya nusantara, khususnya keris dalam menghadapi modernisasi.
Menurut dia, pameran ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan keris sebagai simbol kearifan lokal, tetapi juga untuk memperkenalkan kepada generasi muda mengenai nilai seni, filosofi, dan teknologi yang terkandung dalam keris.
Ia menjelaskan, keris yang terbentuk melalui teknik pembuatan yang rumit dan penuh filosofi, terus memberikan inspirasi hingga saat ini.
Hal ini juga terbukti dengan adanya program-program pelatihan, seperti di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, yang telah melahirkan lebih dari 15 empu keris perempuan.
Melalui program Culture for the Future, kebudayaan tidak hanya dilestarikan tetapi juga dikembangkan sebagai sumber inovasi.
“Pemerintah melalui Kemenbud berkomitmen untuk memastikan bahwa keris tetap menjadi simbol kearifan lokal dan identitas bangsa yang relevan di tengah peradaban dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut Fadli Zon mengatakan, komitmen menjaga keberlanjutan keris telah dibuktikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai kegiatan diplomasi budaya.
Ia menyebut, Presiden Prabowo sering memberikan keris sebagai hadiah kepada tokoh dunia maupun tamu negara sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai budaya Indonesia.
Ini menunjukkan bahwa keris tidak hanya penting di dalam negeri, tetapi juga diakui di dunia internasional sebagai bagian dari warisan budaya dunia.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kementerian Kebudayaan juga berencana untuk terus mendukung berbagai inisiatif pelestarian keris, termasuk melalui peningkatan kesadaran masyarakat, penelitian, serta penguatan komunitas keris.
Dengan demikian, keris tidak hanya akan tetap hidup dalam konteks budaya, tetapi juga menjadi kekuatan dalam membangun masa depan bangsa.
“Keris bukan hanya masa lalu, tetapi bagian dari masa depan yang terus memberi inspirasi bagi Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Diketahui, pameran ini memamerkan 200 koleksi keris dari para pelaku perkerisan di bawah naungan Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dan koleksi Museum Nasional Indonesia sebagai pendukung, serta menghadirkan berbagai program publik yang menarik dan interaktif.
Pameran ini juga menjadi bagian dari perayaan 19 tahun ditetapkannya Keris Indonesia sebagai Karya Agung Budaya Dunia oleh UNESCO, yang diumumkan pada 25 November 2005 yang kemudian terinskripsi dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda (Representative List of Intangible Cultural Heritage) UNESCO pada tahun 2008.
Selain itu, dalam kegiatan pembukaan Pameran Pesona Keris Nusantara juga menghadirkan momen istimewa, yaitu Peluncuran Buku Seri Pesona Keris Nusantara, yang mendokumentasikan perjalanan dan keindahan keris sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa.
Sumber : Antara