Sutami Minta Pertamina Tambah Volume BBM di SPBN

benuanta.co.id, BERAU – Upaya penunjang kebutuhan masyarakat nelayan untuk melaut tangkap ikan menggunakan kapal agar lebih maksimal, anggota DPRD Kabupaten Berau Sutami meminta PT Pertamina melakukan peningkatan volume BBM Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk wilayah Talisayan dan sekitarnya.

“Saat ini memang sudah digalakkan bagaimana SPBN di daerah Buyung-Buyung memiliki kapasitas 600 ton per bulan BBM. Dan ini sedang proses juga di Merancang Ulu SPBN,” ucapnya, Rabu (6/11/2024).

Sutami juga mendorong Pertamina membangun SPBN di Tanjung Batu dan Pulau Maratua.

Baca Juga :  Reses di Gang Hari Toraja, Grace Tampung Aspirasi Perbaikan Drainase

“Bahkan kita mendorong ada di Batu Putih, Biduk-Biduk, Talisayan. Artinya apa dari data yang kami himpun ada 10 ribu nelayan di Kabupaten Berau dan yang baru nikmati BBM 1.200 nelayan,” ungkapnya.

Sutami menegaskan 8.800 nelayan belum terima subsidi BBM ini harus ada perhatian lebih dari Pertamina dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.

“Ini harus diatasi agar mengurangi kemacetan di SPBN karena masalah SPBN ini rumit dan rawan penyalahgunaan,” imbuhnya.

Baca Juga :  DPRD Tampung Aspirasi Pelatihan Alat Berat dari Masyarakat

DPRD Berau berharap SPBN paling cepat tersedia ada untuk Nelayan pesisir selatan Talisayan dan sekitarnya dan Pulau Maratua.

“Kita harap dorongan kita ke pemerintah ke depan di Maratua dan Talisayan yang benar-benar butuh SPBN bisa terealisasi,” urainya.

Ia akui pun beberapa pengusaha SPBN di pesisir selatan Berau sudah mengarahkan lakukan komunikasi intens bersama Pertamina.

“Kemarin saya berkomunikasi dengan orang Pertamina, yang membuka usaha SPBN ini ada yang sudah buka di Buyung-Buyung dan Merancang Ulu bahkan Tanjung Batu sudah dipikirkan. Serta mudah-mudahan terealisasi sampai Maratua,” ucapnya.

Baca Juga :  Komisi III Minta BPJS Tingkatkan Layanan ke Masyarakat di RS Berau

Sutami menambahkan para nelayan dari pesisir memperoleh lebih banyak BBM dari SPBU khusus kendaraan berulang kali.

“Akhirnya mata rantai beli BBM berulang-ulang ke SPBU itu mahal yang Rp 6 ribu sekian menjadi Rp12 ribu. Ini yang harus diatasi,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *