Nunukan – Pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disalurkan oleh Pertamina Patra Niaga ke wilayah perbatasan, khususnya daerah Krayan Selatan bergantung dengan kondisi akses jalan. Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli mengatakan, pendistribusian BBM dari Kecamatan Krayan Induk ke Kecamatan Krayan Selatan harus menempuh jarak kurang lebih 45 kilometer melalui jalur darat.
“Untuk BBM disalurkan pihak Pertamina ke Krayan Induk, setelah itu baru di salurkan ke 4 Kecamatan yang ada di sini termasuk ke Krayan Selatan,” kata Oktavianus kepada benuanta.co.id, Selasa (29/10/2024).
Diungkapkannya, untuk kuota yang diberikan ke Kecamatan Krayan Selatan sebanyak 1 ton untuk sekali pengirimannya. BBM tersebut diangkut dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Jika kondisi jalan dalam keadaan tidak rusak, maka pihak Pertamina bisa mendistribusikan BBM sebanyak satu hingga dua kali dalam sepekan. Namun, saat daratan tinggi Krayan di guyur hujan dan kondisi jalan rusak sehingga tidak bisa di lalui maka pendistribusian BBM akan ikut terhambat.
“Jadi kondisi jalan itu sangat mempengaruhi pendistribusian BBM, seperti beberapa bulan lalu saat musim hujan jalan rusak parah. Bahkan mobil pengangkut BBM untuk mesin PLN ini tergelincir,” ucapnya.
Oktavianus menuturkan, untuk jenis BBM yang disalurkan ke AMPS yakni jenis Pertalite dengan harga Rp 10 ribu per liter dan Bio solar dengan harga Rp 6.800 per liternya. Sehingga ketika BBM tiba di APMS maka akan langsung disalurkan ke masyarakat.
Oktavianus mengatakan jika sudah lebih dari satu bulan terakhir ini BBM jenis bio solar tidak masuk ke Krayan Selatan. Akan tetapi, pihaknya tidak mengetahui penyebab tidak masuknya biosolar ke Krayan Selatan. Sebab, ia mengaku jika pihak kecamatan tidak diberikan izin untuk melakukan pengawasan terhadap pendistribusian BBM bersubsidi tersebut.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan BBM asal Malaysia, Oktavianus menyampaikan jika BBM asal Malaysia lebih mudah didapatkan, sebab masyarakat atau penjual dapat langsung mengambil BBM Malaysia di Krayan Induk.
“Tapi kalau untuk BBM Malaysia, harganya lebih mahal karena ongkos angkutnya dari Krayan Induk ke Krayan Selatan kan jauh, jadi kadang harganya Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu per liternya,” jelasnya.
Sementara PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung penyediaan energi di wilayah terpencil, dengan melakukan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) di Krayan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.
Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra menjelaskan, “Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan energi yang berkelanjutan di wilayah 3T. Dengan menggunakan pesawat, kami dapat menjangkau daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi darat, sehingga masyarakat di wilayah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara dapat memperoleh akses BBM yang lebih baik.”
“Distribusi ini dilakukan hingga 3 kali dalam sehari menggunakan pesawat jenis Air traktor dan Grand Caravan, yang mampu mengangkut hingga 1.400 liter BBM dalam sekali terbang. Hingga Bulan Oktober Tahun ini telah disalurkan BBM 493 KL jenis Pertalite dan 511 KL Jenis Bio solar. BBM ini didistribusikan ke SPBU Kompak yang ada di Kecamatan Krayan Induk, Krayan Timur, Krayan Barat dan Krayan Selatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara,” Tambah Arya.
Distribusi BBM via udara di wilayah 3T menghadapi sejumlah kendala yang kompleks. “Kendala Cuaca seperti angin kencang dan cuaca ekstrem sering mengganggu penerbangan, mengakibatkan keterlambatan pengiriman. Selain itu, infrastruktur yang kurang memadai, seperti bandara kecil dan minimnya fasilitas penyimpanan, memperumit proses distribusi.” Ungkap Arya.
Penyaluran ini merupakan bagian dari program strategis Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil. Dengan adanya BBM yang tersedia, diharapkan kegiatan ekonomi dan mobilitas masyarakat di Krayan dapat meningkat.
PT Pertamina Patra Niaga akan terus berinovasi dan berupaya untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah yang memiliki tantangan geografis. Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai sub holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen untuk menyalurkan energi kepada masyarakat. “Kami juga menyiagakan layanan kontak Pertamina 135 yang diperuntukkan bagi masyarakat atau konsumen yang ingin memesan dengan layanan delivery service BBM dan LPG (produk non subsidi) serta membuka layanan pencarian informasi, masukan dan saran,” pungkas Arya.
Sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) bersama Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara terus berupaya menuntaskan masalah konektivitas khususnya yang ada di wilayah Terluar, Terdalam dan Tertinggal (3T).
3 tahun terakhir cakupan penanganan jalan yang dilakukan oleh Provinsi Kaltara terus meningkat. Tahun 2021 panjang penanganan jalan yang dilakukan provinsi sepanjang 89,06 KM. Tahun 2022 sepanjang 113,20 KM dan tahun 2023 sepanjang 124,33 KM.
“Pembangunan jalan kita upayakan terus meningkat setiap tahunnya agar persoalan konektivitas antar wilayah dan pemerataan pembangunan berkelanjutan tapi terselesaikan dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Kepala DPUPR-Perkim Kaltara, Helmi.
Helmi mengatakan kalau di tahun 2024 ini pihaknya menargetkan pembangunan jalan perbatasan Indonesia-Malaysia dan pembangunan jalan tembus Krayan. Pasalnya, dua kegiatan nasional itu, sudah dikerjakan hingga 90 persen dan hanya tinggal menunggu penyelesaian.
“Apalagi untuk alat-alat berat juga sudah bekerja di jalan perbatasan sejak akhir tahun 2023 lalu, sedangkan untuk jalan tembus Krayan juga tinggal membangun jembatan yang ada di Desa Benuang. Jadi bisa dikatakan tinggal satu step lagi lah,” ujarnya. (ram)