benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Kota Tarakan melakukan patroli di tengah cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Tarakan dua hari belakangan.
Beruntung, dalam patroli yang dilakukan pada Kamis, 17 Oktober 2024 malam, tak terjadi banjir. Sehingga personel BPBD hanya melakukan monitoring di titik-titik rawan bencana banjir.
Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep mengatakan, patroli di cuaca ekstrem ini lebih diintensifkan dilakukan pada malam hari. Hal ini dilakukan sebagai bentuk deteksi dini dan respon cepat petugas bila terdapat bencana.
“Kalau malam hari itu aktivitas masyarakat terhenti karena istirahat kan, jadi kita monitoring ini bisa deteksi secara cepat dan akurat lah,” katanya saat ditemui benuanta.co.id, Jumat (18/10/2024).
Dilanjutkannya, patroli di tengah cuaca ekstrem selalu dilakukan oleh BPBD Kota Tarakan sejak awal tahun 2024. Biasanya, pihaknya menurunkan 3 personel yang dibekali dengan sarana dan prasarana (sarpras) pendukung. Seperti, pompa portable untuk penanganan banjir.
“Kita berkeliling di titik rawan misalnya Karang Anyar, Kampung Satu dan Pamusian,” lanjutnya.
Dalam patroli yang dilakukan oleh personel BPBD, tak melulu dilakukan saat terjadi hujan deras. Terkadang, patroli juga dilakukan sebelum terjadinya cuaca ekstrem sembari mengimbau masyarakat untuk waspada terdapat banjir.
“Sebelum hujan kita juga patroli, jadi kita bisa lihat aktivitas masyarakat. Kalau berpotensi membahayakan kita imbau menggunakan toa,” imbuhnya.
Menurut Yonsep, hujan deras yang mengguyur wilayah Tarakan juga bergantung dengan kondisi pasang surut air laut. Jika air laut surut, kemungkinan kecil terjadi banjir saat hujan deras.
“Kita ada pompa air yang standby di atas kendaraan kita. Biasanya banjir itu menggenangi rumah dan menutupi permukaan, kalau masih tergenang itu yang kita pompa. Apalagi pasang surut ini sekitar 2 jam lebih,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa