benuanta.co.id, TARAKAN – Salah seorang petani tambak diduga dianiaya oleh sekelompok oknum yang diduga merupakan petugas Lantamal XIII Tarakan. Kejadian tersebut dialami, Hasrudin saat berada di lokasi pertambakan miliknya yang ada di Pulau Kepiting, Bunyu pada Ahad, 29 September 2024.
Berdasarkan pengakuannya, ia mendapatkan tindakan represif dari 6 orang yang diduga oknum TNI tersebut. Hasrudin mengaku digeledah dan ditodong senjata api, ia juga mengaku dibogem dibagian wajah sebanyak 6 kali.
“Saya sempat tanyakan, bapak dari satuan mana? maksud dan tujuannya apa menggeledah dan memeriksa hp saya, adakah bapak surat perintahnya untuk melakukan pemeriksaan seperti ini. Setelah itu saya dipukul 6 kali di bagian muka, di punggung saya ditodongkan senjata api, akhirnya saya diam dan ikuti saja apa yang diarahkan mereka,” terangnya.
Adapun kejadian tersebut terjadi pada malam hari. Tadinya, sekelompok oknum tersebut datang ke lokasi pertambakan menggunakan speedboat dengan mesin 40 PK.
Penggeledahan pondok juga dilakukan secara paksa dengan dalih, beberapa oknum tersebut hendak mencari sesuatu.
“Pondok saya digeledah, mereka katanya mencari sesuatu. Karena tidak dapat, akhirnya HP saya dikembalikan, kemudian mereka pergi dari lokasi tambak,” kata Hasrudin.
Pasca kejadian itu, Hasrudin resmi membuat laporan dugaan penganiayaan dari oknum Lantamal ke Pomal Lantamal XIII Tarakan. Ia berharap peristiwa yang dilaporkan dapat diusut tuntas.
“Saya berharap apa yang saya laporkan ini segera dilakukan tindaklanjut. Semoga saya juga mendapatkan perlindungan,” tuturnya.
Sementara itu, Danpomal Lantamal XIII Tarakan, Letkol Laut (PM) Almuhaimin Sobah, SH., M.H., CTMP., mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus yang diduga melibatkan oknum bawahannya tersebut.
“Sementara kami masih dalami. Masih rangkaian penyelidikan, mencari bukti dan saksi ya,” singkatnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa







