benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Harapan, melalui Satelit Aqua dan Terra, jumlah titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi (81-100%) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Rabu (17/9/2024) sebanyak 40 titik panas.
Forcester BMKG Tanjung Harapan Sylvia Yulianti mengatakan, sebaran titik panas yang terpantau dari satelit Terra dan Aqua lebih banyak terkonsentrasi di wilayah kecamatan Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor, Tanjung Palas Timur Wilayah Bulungan.
“Hasil Pengamatan Stasiun Meteorologi Tanjung Harapan, Bulungan Menunjukan Konsentrasi partikulat PM2.5 pada Rabu, 18 September 2024 pada pagi hari mencapai angka 103.0 µgram/m3,” jelasnya.
Grafik menunjukkan ada peningkatan dari level sedang (biru) ke level tidak sehat (kuning). Kualitas udara yang tidak sehat ini masih dibawah ambang batas bawah atau lebih kecil dari 150 mikrogram/m3. Namun demi menjaga kesehatan, sebaiknya menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari efek yang diakibatkan oleh polutan.
Dia juga menjelaskan Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Adapun prakiraan Angin Lapisan 3000 Feet Menunjukan Arah Angin bertiup dari Tenggara Kemudian Berbelok ke arah Timur Laut dengan Kecepatan mencapai 17 Knot, Hal demikian mendukung pergerakan asap ke wilayah Kabupaten Bulungan, Tarakan, Tana Tidung hingga Nunukan.
“Untuk prospek ke depan terhadap kemunculan titik panas (hotspot) dan kabut asap masih perlu diwaspadai, Berdasarkan peta potensi masih terdapat adanya wilayah rawan kebakaran,” tuturnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu terlalu cemas dan dihimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru BMKG kepada masyarakat. Selain itu, BMKG juga akan menginfokan perkembangan terbaru kepada instansi terkait untuk mengatasi kemunculan asap akibat kebakaran lahan maupun hutan. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli