benuanta.co.id, TARAKAN – Perubahan cuaca yang tidak menentu belakangan ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat Kota Tarakan. Rina (35), seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Selumit, mengungkapkan keresahannya mengenai kesehatan anak-anak.
“Kalau anak-anak sering batuk pilek, saya khawatir ada penyakit baru yang muncul karena perubahan cuaca,” ujarnya, Kamis (12/09/2024).
Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan kota Tarakan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Irwan Yuwanda, menyatakan hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai penyakit yang timbul akibat perubahan cuaca. Namun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, terutama anak-anak, di tengah kondisi cuaca yang tidak stabil.
“Yang penting adalah memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan jika ada keluhan seperti demam yang tidak kunjung turun selama beberapa hari,” ujar Irwan kepada Benuanta.co.id (12/09/2024).
Meskipun belum ada data yang menunjukkan hubungan langsung antara perubahan cuaca dan peningkatan penyakit, Irwan menegaskan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai. Meskipun ada penurunan kasus DBD di Tarakan bulan ini, penyakit ini tetap muncul setiap bulan.
“DBD memiliki pola tertentu, biasanya meningkat di triwulan pertama dan terakhir dalam setahun, meskipun Tarakan tidak dipengaruhi oleh musim,” jelasnya.
Dinas Kesehatan Kota Tarakan secara rutin melakukan penyuluhan dan fogging, yang dilakukan jika hasil penyelidikan epidemiologi oleh puskesmas menunjukkan adanya risiko penularan DBD di wilayah tersebut.
Irwan juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus.
“Gerakan 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus DBD,” tambahnya.
Langkah tambahan dalam gerakan 3M Plus mencakup menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah, melakukan gotong royong membersihkan lingkungan,menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras.
Irwan juga menekankan pentingnya segera membawa anak-anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam yang berkepanjangan.
“Banyak kasus terlambat ditangani karena kurangnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda dini syok pada DBD, sehingga penderita datang dalam kondisi fase syok,” jelasnya.
Dinas kesehatan terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit. Irwan optimis bahwa jika masyarakat aktif melakukan langkah-langkah preventif, peningkatan kasus DBD dapat ditekan lebih awal.
Cuaca yang sering berubah, Dinas Kesehatan Kota Tarakan berharap masyarakat tetap waspada dan mengikuti semua arahan untuk mencegah penyakit, terutama DBD, yang masih menjadi ancaman besar, khususnya bagi anak-anak. Melalui upaya preventif yang konsisten, diharapkan jumlah kasus DBD di Tarakan dapat terus menurun meskipun cuaca sulit diprediksi.(*)
Reporter: Maqbul Ambung
Editor: Ramli