Maraknya Peretasan WhatsApp, Ahli IT STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Buka Suara

benuanta.co.id, TARAKAN – Kasus peretasan akun WhatsApp (WA) semakin marak terjadi di Kota Tarakan, memicu kekhawatiran masyarakat akan keamanan data pribadi mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak pengguna yang mengeluhkan akun mereka diretas, di mana pesan-pesan aneh dikirim tanpa sepengetahuan pemilik akun. Kondisi ini semakin meresahkan karena metode yang digunakan hacker semakin canggih.

“Saya kaget tiba-tiba teman-teman bilang saya mengirim link aneh, padahal saya tidak melakukannya. Setelah itu, akun saya tidak bisa diakses lagi,” keluh Putri (32), warga Kelurahan Karang Anyar saat diwawancarai benuata.co.id, Sabtu (14/9/2024).

Akademisi dosen di STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Hadriansa, S.Kom, M.Kom, menjelaskan bahwa ada beberapa metode umum yang digunakan oleh hacker untuk meretas akun WhatsApp.

“Metode yang paling sering digunakan adalah phishing, sosial engineering, dan aplikasi pihak ketiga. Selain itu, ada juga metode SIM swapping dan penggunaan keylogging,” jelasnya pada benuanta.co.id.

Baca Juga :  Pejabat Utama Polres Tarakan Dirotasi, Kapolres Tekankan Pengamanan Pilkada

Phishing, lanjut Hadriansa, dilakukan melalui pesan atau email palsu yang meniru tampilan WhatsApp, meminta pengguna untuk memasukkan kode verifikasi atau informasi pribadi. Sedangkan sosial engineering melibatkan manipulasi psikologis untuk mendapatkan informasi pribadi dari korban.

Metode yang lebih jarang namun tetap berbahaya adalah SIM swapping, di mana peretas mengganti kartu SIM korban untuk mendapatkan akses ke SMS yang berisi kode verifikasi WhatsApp. Selain itu, keylogging digunakan untuk mencatat semua ketikan pengguna, termasuk informasi login, yang memungkinkan hacker mencuri akses akun dengan mudah.

Untuk melindungi akun WhatsApp dari ancaman peretasan, Hadriansa menyarankan agar pengguna segera mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah.

“Ini menambah lapisan keamanan, karena selain kode verifikasi, pengguna harus memasukkan PIN yang hanya mereka ketahui,” tuturnya.

Baca Juga :  235 Polisi Kawal Ketat Debat Perdana Cagub dan Cawagub Kaltara

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menggunakan PIN yang kuat, menghindari tautan phishing, serta secara berkala memeriksa perangkat yang terhubung dengan akun WhatsApp melalui fitur ‘Perangkat Tertaut’.

“Jangan lupa untuk selalu memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi terbaru, karena update ini sering kali mencakup perbaikan keamanan,” tambahnya.

Meski demikian, jika akun WhatsApp sudah terlanjur diretas, Hadriansa menyarankan beberapa langkah yang harus segera diambil.

“Pertama, amankan perangkat Anda dari malware. Lalu, ganti semua kata sandi, terutama email yang terhubung dengan WhatsApp. Segera log out semua perangkat yang terhubung melalui menu pengaturan dan laporkan kejadian ini ke dukungan WhatsApp,” ucap hadriansa.

Peretasan akun WhatsApp memiliki dampak serius terhadap privasi dan keamanan data pengguna. Ancaman yang muncul meliputi pencurian data pribadi, pemalsuan identitas, dan penyebaran malware yang dapat merugikan banyak pihak. Hadriansa mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi, terutama dengan tidak mengunduh aplikasi pihak ketiga yang tidak jelas keamanannya.

Baca Juga :  Tak Tau Jera, Pria Ini Masuk Penjara Empat Kali Akibat Panjang Tangan

“Penggunaan fitur verifikasi dua langkah memang penting, namun tidak cukup. Pengguna juga harus selalu waspada dan menjaga keamanan perangkat mereka dari potensi serangan,” pungkasnya.

Dengan semakin tingginya angka peretasan, warga Tarakan diimbau untuk lebih waspada dan segera mengambil langkah-langkah pencegahan guna menjaga keamanan akun dan data pribadi mereka dari ancaman hacker.(*)

Reporter: Maqbul Ambung

Editor: Ramli 

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *