benuanta.co.id, TARAKAN – Ekspor produk perikanan dari Kalimantan Utara pada semester I tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data terbaru, hingga bulan Agustus 2024, ekspor ke Jepang telah mencapai 3.000 ton. Produk yang diekspor ke beberapa negara mencakup udang, ikan, kepiting, rumput laut, hingga kerang darah.
Syahrani, Ketua Tim Kerja Karantina Ikan, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Utara, mengungkapkan total ekspor berbagai komoditi perikanan beku dan segar ke beberapa negara telah mencapai 10.531 ton, ditambah ekspor kepiting hidup sebanyak 9.678.027 ekor.
“Negara tujuan ekspor antara lain Malaysia, Singapura, China, Vietnam, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan beberapa negara lainnya” ungkapnya pada Senin (2/9).
Frekuensi pengiriman produk perikanan yang mendapatkan sertifikasi karantina pada tahun 2024 hingga Agustus mencapai 3.137 kali. Angka ini sudah melampaui total pengiriman pada tahun 2023 yang hanya 3.129 kali. Dengan sisa empat bulan lagi di tahun ini, diperkirakan jumlah pengiriman akan terus meningkat.
Pada bulan Mei 2024, tercatat ada 526 pengiriman ekspor, dengan rata-rata 392 pengiriman per bulan sepanjang tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang rata-rata hanya 260 pengiriman per bulan. Syahrani menyebutkan bahwa peningkatan ini dipengaruhi oleh hasil panen udang dan hasil tangkapan nelayan sehingga mempengaruhi volume produk perikanan.
Negara tujuan ekspor juga bertambah, dari 8 negara pada tahun 2023 menjadi 18 negara pada tahun 2024. Meski begitu, beberapa negara baru seperti UAE, Prancis dan Spanyol baru tercatat melakukan satu kali pengiriman.
Malaysia masih menjadi negara dengan frekuensi pengiriman tertinggi, dengan total 3.093 pengiriman pada tahun 2023 dan 1.999 pengiriman hingga Agustus 2024.
Peningkatan frekuensi ekspor terjadi pada Negara Singapura dimana pada tahun 2023 hanya 11 kali pengiriman, meningkat menjadi 288 kali pengiriman hingga Agustus 2024
Peningkatan frekuensi ekspor terjadi pada Negara Singapura dimana pada tahun 2023 hanya 11 kali pengiriman, meningkat menjadi 288 kali pengiriman hingga Agustus 2024
Peningkatan ini menurut Syahrani, disebabkan oleh upaya Balai Karantina yang lebih gencar melakukan sosialisasi, termasuk door-to-door, serta transparansi dalam persyaratan ekspor. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha perikanan juga meningkat, sehingga proses administrasi lebih lancar tanpa melibatkan pihak ketiga.
“Biasanya pelaku usaha enggan dan malas mengurus administrasi, tapi setelah bertemu langsung dengan kami, mereka merasa lebih nyaman. Kami juga langsung mengarahkan mereka, sehingga mereka tahu apa yang harus dilengkapi,” ujar Syahrani.(*)
Reporter: Maqbul
Editor: Ramli