BPBD Lakukan Kajian Risiko Bencana di Kabupaten Nunukan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan lakukan Kajian Risiko Bencana (KRB) di Kabupaten Nunukan. Kepala Pelaksana BPBD Nunukan, Arief Budiman mengatakan, KRB ini merupakan fase awal dari strukturisasi perencanaan penanggulangan bencana.

“Nantinya, hasil pengkajian risiko bencana ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pada setiap tahapan penanggulangan bencana di Kabupaten Nunukan,” kata Arief kepada benuanta.co.id.

Arief mengatakan, dari hasil kajian yang dilakukan oleh pihaknya, RKB di Kabupaten Nunukan menunjukkan bahwa jenis bencana yang masuk prioritas pertama dalam penanganan bencana ialah bencana Banjir, Banjir Bandang, Tanah Longsor, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem dan Abrasi (GEA) yang kecenderungannya meningkat dan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Baca Juga :  BPBD Nunukan Ajukan Rp 3 Miliar untuk Penanganan Bencana di Daratan Tinggi Krayan

“Tentunya bencana yang masuk kategori prioritas pertama tersebut di atas membutuhkan penanganan segera dan menyeluruh, terutamanya pada langkah pencegahan dan kesiapsiagaan,” ungkapnya.

Sementara itu, jenis bencana yang prioritas kedua untuk ditangani di Kabupaten Nunukan yaitu bencana Kekeringan. Adapun jenis bencana yang menjadi prioritas terakhir dalam penanganan penanggulangan bencana di Nunukan yaitu bencana Gempa bumi dan Tsunami dengan Tingkat risiko dan potensi kejadian yang berada pada kelas Rendah.

“Untuk wilayah yang masuk kajian bencana banjir yakni di seluruh kecamatan di Kabupaten Nunukan terutama Kecamatan Sembakung, Sebuku dan Lumbis,” ucapnya.

Baca Juga :  236 PMI Bermasalah Kembali Dideportasi dari Malaysia

Sedangkan, untuk wilayah yang masuk kajian banjir bandang yakni Kecamatan Lumbis Ogong, Kecamatan Lumbis, Lumbis Pansiangan, Lumbis Hulu hingga Krayan Tengah juga memiliki potensi banjir bandang. Lalu untuk kajian bahaya cuaca ekstrem yakni di Kecamatan Sei Menggaris dan Sembakung.

“Unik wilayah yang kajian GEA yakni di Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Sebatik Barat. Sedangkan untuk Kebakaran hutan tertinggi terjadi di Kecamatan Tulin Onsoi dan Kecamatan Sembakung, sementara untuk kekeringan di Kecamatan Tulin Onsoi dan Kecamatan Krayan Tengah,” bebernya.

Arief mengatakan, dalam RKB tersebut, pihaknya telah merekomendasikan sejumlah masukan dan saran untuk penanganan terhadap kajian bencana tersebut. Dengan adanya kajian ini bisa menjadi sebuah acuan awal untuk membangun dasar yang kuat dalam penyelenggaraan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) di Kabupaten Nunukan.

Baca Juga :  Hujan Deras Guyur Nunukan Menyisakan Tumpukan Pasir, Warga Minta Pemerintah Atasi Parit

“Diharapkan dengan hasil kajian yang berkualitas, kebijakan yang disusun untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Nunukan dapat menjadi efektif,” jelasnya.

Arief berharap, dengan adanya kajian risiko ini diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah, masyarakat dalam penanggulangan bencana daerah.(*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Ramli

Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
858 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *