Sensor Gempa Terpasang di Tiga Wilayah Kaltara

benuanta.co.id, TARAKAN – Mendeteksi bencana gempa bumi, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan miliki sensor gempa bumi berupa Selther yang berada di Kantor BMKG Tarakan.

Selain itu, pihaknya juga memiliki alat berupa akselerograf sebanyak 3 titik yang tersebar di Kaltara.

Akselerograf atau yang sering juga dikenal dengan strong motion seismograph merupakan peralatan yang digunakan guna merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah terukur.

“Akselerograf itu terpasang ada di sini, kemudian di KTT dan di Nunukan,” ujar Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi, Ahad (25/8/2024).

Dengan terpasangnya 3 titik akselerograf, menurut Khilmi, jumlahnya masih terbilang kurang. Terlebih jika melihat skala wilayah yang cukup besar, diperlukan jumlah yang lebih untuk pemasangan titik berupa alat sensor gempa.

Baca Juga :  BMKG Tanjung Harapan Waspada Gelombang Tinggi dan Cuaca Panas

“Selter hanya satu di sini saja, masih kurang. Idealnya lebih banyak lebih bagus. Kalau bisa disetiap kecamatan ada, apalagi kita juga masih kurang SDM, jadi kita manfaatkan yang ada,” tambahnya.

Guna menyiasati kurangnya alat sensor gempa, pihaknya telah memasang Automatic Weather Station (AWS) New Generation di setiap kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang ada di kabupaten kota Kaltara.

Adapun AWS New Generation merupakan website dengan informasi resmi bersumber dari BMKG, sehingga deteksi gempa yang dilakukan adalah real time.

Baca Juga :  Kasus Pencabulan Melibatkan Anak di Bawah Umur Marak, Ini Penjelasan HIMPSI Kaltara

“Tapi kalau misalnya masyarakat atau instansi mau memasang bisa. Disiapkan saja layar monitor dan jaringan internet yang kuat maka akan kami pasangkan. Jika ada gempa nanti muncul sensornya di layar,” jelasnya.

Khilmi menyebut, alat tersebut bukanlah alat yang memberikan peringatan dini jika akan terjadi gempa. Adapun alat yang dipasang seyogyanya merupakan bentuk indentifikasi gempa dan akan muncul informasi jika gempa terjadi.

Namun, AWS New Generation dapat memberikan peringatan dini untuk gempa susulan maupun potensi tsunami dari gempa yang sudah terjadi.

Baca Juga :  Ekspor Hasil Tambang Kaltara Turun di Juli 2024

“Karena kita belum ada teknologi yang istilahnya memprediksi kapan terjadi gempa, jadi beda prediksi dan potensi. Kalau prediksi ini seperti cuaca, kita hanya memperhitungkan potensi terjadi gempa, bukan peringatan dini akan terjadi gempa. Lain halnya jika sudah terjadi gempa, jika ada potensi tsunami baru keluar peringatan dini,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
874 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *