Tarakan – Aliansi mahasiswa pada Selasa (13/8) petang mendatangi depan kantor PLN di Gunung Belah untuk menyampaikan aspirasinya soal kelistrikan di Kota Tarakan. Mahasiswa meminta kepada PLN untuk memperbaiki layanan bagi pelanggan.
Aksi ini tidak mendapatkan izin dari kepolisian lantaran PLN merupakan objek vital negara sehingga harus steril. Peserta aksi dikawal ketat oleh kepolisian dari Polres Tarakan. Bahkan, sempat terjadi aksi saling dorong antara polisi dengan mahasiswa ketika upaya pembakaran ban di jalan raya depan kantor PLN. Satu buah ban itu diamankan kepolisian.
“Kita bertugas melakukan pengamanan sesuai SOP, tadi ada dari mahasiswa mau bakar ban, itu tidak boleh, sesuai aturan undang-undang, dan juga soal waktunya (pelaksanaan aksi), kita sampai pelan-pelan kepada peserta aksi,” ucap Kapolres melalui Kabag Ops Polres Tarakan, AKP Arsha.
Sementara PT PLN (Persero) terus berkomitmen untuk memastikan pemenuhan kebutuhan listrik di Tarakan. Salah satunya yakni dengan melakukan penambahan pembangkit non gas dengan kapasitas 10 Megawatt (MW) yang telah beroperasi sejak 12 Juni 2024 lalu.
“Hal ini sebagai upaya jangka pendek dalam membackup pasokan kelistrikan dari pembangkit gas yang saat ini sedang mengalami penurunan supply gas”, ujar Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kalimantan Utara (UP3 Kaltara) Arief Prastantyo dalam kegiatan Audiensi Kondisi Kelistrikan Tarakan pada hari Senin (12/8).
Senada dengan hal tersebut, Manager UP Kaltimra PLN Nusantara Power Andreas Arthur mengatakan, sebagai rencana jangka menengah dan jangka panjang, pihaknya tengah menyiapkan kerjasama penyediaan gas dalam bentuk Liquified Natural Gas (LNG) atau Gas Alam Cair.
“Ini kami lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian pasokan gas yang tersimpan dalam fasilitas tangki penyimpanan gas di pembangkit” tambah Andreas.
Di sisi lain, PIC Bidang Komunikasi dan Humas Pertamina EP Bunyu Aditya, menyampaikan bahwa penurunan supply gas kepada PLN disebabkan karena kondisi sumur gas yang sudah _mature_ sehingga tidak bisa menghasilkan gas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
“Sebagai solusi jangka pendek, kami mengoptimalkan sumur gas yang ada untuk dimaksimalkan sebagai supply gas ke Tarakan. Sedangkan untuk jangka panjangnya, kami akan melakukan eksplorasi sumur-sumur gas lain”, katanya.
Adapun saat ini, sistem kelistrikan di Tarakan memiliki daya mampu sebesar 83 MW, dengan komposisi pembangkit gas sebesar 53 MW dan pembangkit non gas sebesar 30 MW. Namun dengan menurunnya supply gas mengakibatkan pembangkit gas hanya dapat memasok listrik sebesar 15 MW, sehingga belum cukup untuk memenuhi beban kelistrikan di Tarakan yang mencapai 58 MW.(bn)