benuanta.co.id, TARAKAN – African Swine Fever (ASF) mulai meresahkan peternak babi di Kalimantan Utara (Kaltara). Sebanyak 548 ekor babi mati karena virus ASF di Malinau per 20 Mei hingga 4 Agustus 2024.
Virus ini beberapa waktu lalu menyerang di Kabupaten Malinau. Sedangkan untuk kabupaten lainnya termasuk Kota Tarakan masih terduga dalam kasus ini.
Di Kabupaten Malinau sebanyak 15 desa di 5 kecamatan menjadi lokasi babi yang mati. Sebanyak 15 ekor babi yang mati di Kecamatan Malinau Kota, 7 ekor di Kecamatan Mentarang, 211 di Malinau Utara, 343 ekor di Kecamatan Malinau Selatan, 6 ekor di Kecamatan Malinau Barat dan 15 ekor di Kecamatan Malinau Selatan Hilir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Heri Rudiyono menuturkan pihaknya saat ini tengah melakukan antisipasi untuk mengendalikan penyakit tersebut di kabupaten dan provinsi.
“Untuk yang dalam kabupaten kita akan lakukan disinfektan, akan dilakukan penyemprotan di kandang-kandang babi. Kemudian memperbaiki tatalaksana pemeliharaan supaya kebersihan kadang itu dijaga. Makanan babi juga dijaga jangan asal dikasih makan,” ujarnya, Kamis (8/8/2024).
Selain itu, pihaknya juga melakukan isolasi untuk Kabupaten Malinau, di mana untuk sementara pemasukan daging maupun ternak babi dihentikan. Khusus untuk kabupaten lain dan Kota Tarakan pihaknya masih mempelajari kasusnya.
Selain itu DPKP Kaltara pun melarang dilakukan pemotongan babi selama isolasi di Kabupaten Malinau. Kendati demikian, untuk daging babi bisa dimasukkan dengan persyaratan harus lolos uji laboratorium yang dilakukan oleh Karantina.
Terpisah, Kepala Balai Vetiner Banjarbaru, drh. Putut Eko Wibowo mengungkapkan yang harus dijaga dalam mengantisipasi virus ASF menyebar yaitu dengan menjaga lalu lintas ternak antar desa di lokasi kasus terjadi.
“Harus mulai dijaga agar ternak-ternak tidak melintas. Manusianya juga jangan keluar masuk kandang kemudian harus bisa melakukan disinfeksi secara rutin,” ungkapnya.
Selain itu, ia meminta untuk para peternak agar selalu berganti pakai serta seluruh sarana peralatan harus dijaga kebersihannya. Ia pun meminta petugas untuk melakukan disinfeksi untuk daerah luar wilayah yang terinfeksi.
“Nanti kita bantu, dari kementerian akan membantu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk upaya-upaya pengendalian,” terangnya.
“Hanya babi (yang terserang virus), kemudian kemungkinannya yang ini sedang kita investigasi darimana asalnya sehingga virus masuk di wilayah tersebut. Jadi dari babi liar yang masuk ke situ atau interaksi sebelumnya wilayah yang terkena tanpa sadar masuk situ juga,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa