benuanta.co.id, TARAKAN – Pendirian Laboratorium Kateterisasi Jantung dan Pembuluh Darah atau Catheterization Laboratory (Cath Lab) di RSUD dr. H Jusuf SK dilatarbelakangi oleh penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 1,5 persen dari populasi suatu daerah memiliki penyakit jantung koroner (PJK). Dengan jumlah penduduk Kaltara, 760.724 jiwa di tahun 2024 ini maka ada sekitar 11.410 orang yang rentan mengidap PJK.
Ketua Pengampu Jejaring Rujukan Kardiovaskular dan Rujukan Nasional Kardiovaskular, Dr. dr. Hananto Andriantoro mengungkapkan, RSUD dr. H JSK sendiri mendapatkan bagian dalam pengadaan Cath Lab dari Kemenkes RI melalui program kardiovaskular.
Adapun sejauh ini, dipilihnya RSUD dr. H JSK dipilih lantaran mempertimbangkan letak geografis yang merupakan kepulauan membuat transportasi menjadi kendala pasien menuju ke center medis jantung.
“Kalau di Jawa tidak masalah. Tapi, di Kalimantan atau Sulawesi dan Sumatera misalnya, terus NTT, NTB dan Maluku sampai Papua kan penduduknya cukup banyak,” ungkapnya, Senin (5/8/2024).
Adapun dengan pendirian Cath Lab pertama di Kaltara, pihaknya meminta peran dari Kepala Daerah untuk meratakan program kardiovaskular di Kaltara.
“Usulan dari Gubernur, misalnya pemerintah memberikan Cath Lab, tapi ruangan, ICU dan SDM harus dipersiapkan daerahnya. Kalau Kabupaten tidak siap, Gubernur yang harus mendorong,” lanjutnya.
Mematikannya penyakit jantung ini, dikarenakan orang yang terkena serangan jantung akut harus dipasang ring dalam kurun waktu 6 jam. Jika tidak, maka bisa terjadi kematian otot jantung. Akibatnya, dapat mengakibatkan meninggal dunia.
Pasien yang gagal jantung, diawali dengan serangan jantung memiliki ketahanan hidup misalnya dari 100 orang selama 5 tahun hanya tersisa 34 orang. Sehingga, kelangsungan hidup 5 tahun orang yang memiliki gagal jantung lebih buruk dibandingkan pasien kanker payudara.
“Five-year survival (kelangsungan hidup lima tahun) pasien kanker payudara itu sekarang menjadi lebih bagus karena deteksi dini dan operasi payudara lebih aktif. Angka kematian 5 tahunnya bisa turun. Kalau di Kardiovaskuler dari 100 orang yang masih hidup 34 orang dan sisanya meninggal,” kata pria yang juga merupakan Direktur Utama Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Jika terlambat pada penanganan awal penderita jantung bisa mengakibatkan kematian. Terlebih di Kaltara, memiliki wilayah yang dipisahkan oleh laut. Untuk itu, pihaknya mendorong agar Kepala Daerah Kaltara turut mendirikan Cath Lab di Kabupaten Bulungan dan Nunukan.
“Kalau orang terkena serangan jantung, layak tidak menggunakan speedboat? Karena sangat sulit jika penanganannya dilakukan lebih dari 6 jam,” tuturnya.
Namun diakuinya, pendirian Cath Lab dimasing-masing provinsi memiliki persoalannya masing-masing. Pihaknya diinstruksikan oleh Kemenkes RI agar dapat mengakomodir pendiriannya di tingkat provinsi.
Program pengampuan yang diluncurkan Kementrian Kesehatan, mulai Tahun 2024 dan ditarget hingga Tahun 2027 menyasar ke 400 rumah sakit di Indonesia. Diharapkan bisa meratakan program Kardiovaskuler di semua provinsi.
“Kita harapkan Tahun 2045 sudah rata, semua rumah sakit punya Cath Lab,” harapnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa