benuanta.co.id, TARAKAN – Jadi daerah rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan berharapa masyarakat di wilayah beresiko dapat menjadi agen perubahan dalam mitigasi bencana kebakaran.
Bedasarkan kajian BPBD beberapa wilayah di Tarakan merupakan wilayah yang beresiko paling tinggi terjadi Karhutla. Berdasarkan data bulan Januari hingga Februari 2024, terjadi 15 kejadian Karhutla yang terjadi paling banyak di wilayah Juata Laut, Amal dan Mamburungan.
Kepala BPBD Tarakan, Yonsep mengungkapkan dalam penanganan hal tersebut, pihaknya melakukan berbagai langkah untuk melakukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat melalui kegiatan pelatiahan kepada kader dan tokoh-tokoh masyarakat.
“Kita membutuhkan elemen masyarakat yang seperti itu minimal untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat yang berada di sekitar hutan,”ujarnya.
Meskipun belakangan merupakan musim hujan, namun tindakan mitigasi bencana harus tetap dilaksanakan. Berdasarkan data kebencanaan pada Juli 2024, didominasi oleh pohon tumbang dan longsor sedangkan kebakaran lahan baru terjadi satu kali akibat pembukaan lahan oleh masyarakat.
“Harapan kita kepada masyarakat yang kita latih. Namanya mitigasi bagaimana respon kita terhadap meminimalisir kebakaran. Kita harap masyarakat menjadi agen perubahan kita dalam pemahaman mitigasi kebakaran,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa