BPS Catat Angka Kemiskinan di Tarakan Menurun

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan mencatat terjadinya penurunan pada angka kemiskinan di Kota Tarakan.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada 2024 ini, angka kemiskinan Kota Tarakan berada di 5,56 persen. Angka ini diklaim menjadi angka terendah sejak 2019 lalu, yang mana penduduk miskin di Kota Tarakan sebesar 6 persen.

Kepala BPS Tarakan, Umar Riyadi menguraikan, pada 2019 lalu angka kemiskinan di Tarakan sebesar 6 persen.

Lalu pada 2020 berada di angka 6,24 persen, masuk 2021 naik lagi menjadi 6,71 persen, lalu pada 2022 turun menjadi 6,30 persen, selanjutnya tahun 2023 6,10 persen dan di tahun 2024 menjadi turun di 5,56 persen.

“Sekarang berbicara konversi dari 5,56 persen itu saat ini jumlah penduduk miskin itu sekitar 15.320 jiwa. Selain 5,56 persen tadi ada lagi angka lain yang menjadi perhatian kita semua yaitu yang disebut dengan P1, yaitu terkait dengan indeks kedalaman dari kemiskinan,” jelasnya, Ahad (4/8/2024).

Baca Juga :  Awas! Jalan Rusak di Selumit Bahayakan Pengendara Roda Dua

Dilanjutkan Umar, jika melihat indeks kedalaman kemiskinan, semakin kecil nilainya, maka secara kasat mata penduduk yang masuk kategori miskin dengan yang tidak miskin sama kondisinya. Pada tahun 2019, gambaran indeks kedalaman kemiskinan berada pada posisi 0,70 persen, lalu pada tahun 2024 turun di 0,50 persen.

“Sehingga dalam posisi ini jika kita ingin mengintervensi harus lebih berhati-hati,” lanjutnya.

Terdapat pula indeks keparahan kemiskinan, dalam indeks ini, merupakan gambaran dari semua orang yang ada di kelompok kemiskinan dianalisis dari segi pengeluaran nya. Pada tahun 2024, angka kedalaman nya itu semakin kecil yakni 0,08 persen, dibandingkan tahun 2019 lalu di angka 0,16 persen.

Baca Juga :  Tarakan Book Party Ajak Pemuda Rajin Membaca hingga Berdiskusi

“Dari sini bisa kita lihat bahwa tingkat perbandingan sama-sama warga miskin di Kota Tarakan itu cenderung merata. Bisa jadi karena banyak faktor intervensi, dengan adanya bantuan pemerintah dalam bentuk uang tunai, atau sembako. Jadi ini berkaitan dengan seberapa banyak intervensi yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah,” jelasnya.

Dari angka tersebut, pihaknya telah melakukan survey pada Maret 2024 untuk prevalensi kemiskinan di Kota Tarakan yang diklaim menurun. Pihaknya menggunakan beberapa metode salah satunya BPS perlu melihat garis kemiskinan di Kota Tarakan. Lalu melakukan pendekatan dengan pemenuhan kebutuhan dasar.

“Dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu, masih terbagi dua lagi, ada yang namanya garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan,” tukasnya Umar.

Adapun untuk garis kemiskinan makanan, melibatkan sekitar 52 komoditas. Sementara terkait dengan garis kemiskinan non makanan melibatkan sekitar 51 komoditas, yang di dalamnya termasuk biaya pendidikan, kemudian biaya kesehatan dan sebagainya.

Baca Juga :  Rekomendasi FKUB Rencana Dihapus Menag, FKUB Tarakan Tidak Setuju

Dari proses perhitungannya, pada 2024 ini, garis kemiskinan yang ditetapkan untuk Kota Tarakan sebesar Rp 854.000 untuk per kapita per bulan. Berbeda pada 2019 lalu, garis kemiskinan Kota Tarakan berada diposisi Rp 654.000.

“Jadi ada jarak antara 2019 sampai 2024 sebanyak Rp 200.000, semakin pengeluaran itu dibawah garis yang ditetapkan maka suatu wilayah akan masuk ke dalam kategori dengan tingkat kemiskinan tertentu,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
812 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *