benuanta.co.id, TARAKAN – Sebulan jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara (Sumut), Atlet dance sport terus melakukan persiapan. Atlet dance sport yang bernaung di Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI) Kalimantan Utara (Kaltara) digenjot untuk sinkronisasi dan olah tubuh.
Pelatih Teknik Dansa, Anita Rullah mengatakan, olahraga dansa ini, mengedepankan keselarasan antara irama dan gerakan. Namun, saat ini, ia mengakui masih kurang dalam melakukan latihan lantaran teknik yang digunakan masih teknik lama.
“Sedangkan sekarang sudah berbeda. Karena jarang kita dipegang coach luar. Jarang juga ikut pertandingan karena atlet kurang, jadi waktu latihan juga kurang,” katanya, Jumat (2/8/2024).
Dalam waktu dekat, pihaknya akan memboyong atletnya ke Malaysia untuk menjajal kemampuan sebelum tampil di PON Sumut. Dalam PON nanti, pihaknya mempersiapkan atlet di antaranya Fitri dan Erwin di kelas Rising Star Latin dan Dinda Wahyu dan Laela Raihan di Rising Star Ballroom.
“Tapi sementara ini ya masih belajar koreografi saja, pendaftaran belum juga dan kita kendala di kostum. Tidak difasilitasi, masih sepatu,” tutur Anita.
Sementara itu, Sekretaris IODI Kaltara, Zulkifli Djamaluddin menuturkan, pihaknya akan mendatangkan mentor dari Cina untuk pelatihan olah tubuh pada tanggal 3 dan 4 Agustus. Untuk Training Center (TC) sentralisasi juga akan dilakukan terpusat di Kota Tarakan.
“Kita pilih sentralisasi disini karena pelatihnya mantan atlet Sea game, lisensinya juga sudah internasional,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga fokus mempersiapkan jam latihan untuk tampil. Terlebih atlet dansa ini merupakan olahraga yang tampil didepan orang banyak, hal ini yang tidak didapatkan di Kaltara karena minim penonton.
Atletnya yang berlaga di PON ini masih baru dengan usia muda. Meski ada beberapa yang sudah senior, tetapi sebagian besar masih baru sehingga butuh jam terbang tampil yang tinggi.
“Kalau melihat perkembangan sejauh ini masih melihat hasil tryout di Kuala Lumpur, karena tahun ini PB tidak ada buat Kejurnas untuk pemanasan. Waktu PON Jabar, dua bulan sebelumnya kita ada tryout, Kejurnas. Tahun ini sama sekali tidak ada Kejurnas,” bebernya.
Dalam memetakan pertandingan nantinya, pihaknya belum dapat membaca kemampuan atlet di wilayah lain, lantaran beberapa wilayah melakukan tryout di luar negeri.
“Seperti atlet dari Yogyakarta dan Bali sehingga memang harus keluar negeri karena tidak ada Kejurnas di Indonesia. Kalau potensi atlet yang diwaspadai lawan kita seperti dari Jawa Timur, Makassar, DKI Jakarta dan Bali,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra