benuanta.co.id, BERAU – Wisata Pulau Kakaban belum dibuka untuk umum. Hal itu dilakukan untuk menjaga ekosistem ubur-ubur di pulau tersebut.
Disampaikan Pj Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik saat dikonfirmasi awak media usai menghadiri acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bapemperda DPRD seluruh Indonesia di Ballroom Hotel SM Tower Convention Center Selasa (23/7/2024).
Dirinya meminta agar destinasi pariwisata alam tersebut untuk tutup sementara waktu sambil menunggu surat keputusan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
“Saya masih menunggu surat dari Walhi dan kemarin ada rapat dengan Walhi. Kita minta untuk sementara tutup dulu deh (wisata Pulau Kakaban) agar ekosistem yang di dalamnya (ubur-ubur) bisa pulih,” ungkapnya Jumat (26/7/2024).
Sambung dia juga sudah perintah Bupati Berau agar segera laksanakan tutup sementara wisata Pulau Kakaban.
“Karena satu pintu masuk saja rusaknya sudah begitu. Apa lagi dua pintu masuk sekarang,” ucapnya.
Pj Gubernur Akmal Malik mengatakan, laporan yang diterima dari WALHI diantaranya adalah keberadaan ubur-ubur yang sudah hilang, dan banyak mengendap kebawah lantaran merasa tidak aman.
“Selain itu, permasalahan sampah juga menjadi bagian dari laporan WALHI kepada Pj Gubernur Kaltim. Itu aset kita loh, hanya 3 di dunia,” bebernya.
Menurut Akmal Malik, jangan hanya karena ingin memuaskan keinginan, tetapi justru melakukan kerusakan yang mengancam aset berharga Danau Pulau Kakaban.
“Silakan datang tapi tetap bertanggung jawab. Saya tidak melarang kok pengunjung datang. Selama pengorganisasinya baik. Mereka yang masuk ke dalam danau Kakaban barang bawaannya tinggal semua kecuali baju, plastik-plastik jangan di bawa. Itu saya minta pemkab lakukan itu,” imbuhnya
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir menegaskan sejatinya Pemerintah Kabupaten Berau dengan sigap sudah melakukan penutupan dan pembatasan area danau Pulau Kakaban untuk kunjungan wisatawan usai mendapatkan informasi hilangnya ubur-ubur di danau Pulau Kakaban.
“Sudah dari sebelumnya ditutup,” tegasnya.
Sehingga, dirinya sempat juga menginstruksikan penutupan Danau Pulau Kakaban bahkan memalang pintu masuk sehingga tidak ada turis yang datang.
“Bahkan, dalam kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno serta Ketua TP-PKK RI saat berkunjung ke Berau beberapa waktu lalu tidak diperkenankan untuk berenang dan menikmati Danau Pulau Kakaban, hanya sekedar masuk dan melihat sebagai bagian dari kunjungan kerja,” urainya.
Kemudian sambung dia terkait pintu masuk peresmian jalur traking baru di Danau Pulau Kakaban bukannya menambah jalur masuk.
“Namun akan tetapi dilakukan penutupan jalur masuk lama dan seluruh kegiatan melalui jalur masuk yang baru. Jalur traking terbaru sendiri memikiki panjang lintasan sekitar 400 meter dan memiliki kontur geografis yang lebih landai,” jelasnya.
“Bahkan kita bangunkan 2 toilet di sana, harapannya kalau sudah bisa dibuka, dijaga ketat wisatawan yang mau masuk harus bilas dahulu,” tambahnya.
Kendati demikian dengan adanya rencana pembentukan Tim Khusus sendiri, Ilyas menyambut baik perhatian Pemprov Kaltim untuk membantu menjaga aset mahal itu.
“Saya setuju saja untuk menjaga jumlah yang masuk nanti,” ujarnya.
Terpisah, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menambahkan bahwa sejatinya penutupan Danau Pulau Kakaban sudah dilakukan sejak lama.
“Setidaknya sejak pertengahan Desember 2023 lalu. Sudah lama itu (ditutup), sudah lama,” tegasnya.
Sambung Sri Penutupan itu dengan cepat dilakukan karena hilangnya secara mendadak dan bersamaan seluruh ubur-ubur di Danau Pulau Kakaban.
“Bahkan, beberapa peneliti telah datang untuk memeriksa dan memastikan penyebabnya. Itu karena juga masa pemulihan, makanya kita tutup,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Nicky Saputra