benuanta.co.id, TARAKAN – Alur pelayaran di Nunukan akan segera menemui titik terang. Pasalnya, kerap kali terdapat benturan antara alur pelayaran dengan pelaku usaha perikanan budidaya rumput laut di Nunukan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Utara (Kaltara), Rukhi Syayahdin melalui Sub Koordinator Pengawasan DKP Kaltara, Azis mengatakan DKP Kaltara telah melakukan pembahasan bersama Kementrian Perhubungan yang diwacanakan tahun ini akan dilaksanakan survey untuk pendirian mercusuar.
“Kalau tidak salah ada 9 titik nanti yang disurvei untuk pendirian mercusuar itu,” katanya, Rabu (17/7/2024).
Azis menjelaskan, 9 titik tersebut berada di perairan Muara Nunukan hingga ke Pelabuhan Tunon Taka. Mercusuar tersebut didirikan untuk memberikan batas alur pelayaran. Pemasangannya pun diwacanakan berada pada sisi kanan dan kiri di sepanjang perairan tersebut.
“Untuk menjalankan itu kan memang butuh biaya besar. Tapi untuk kondisi saat ini yang mana alur pelayaran dan nelayan budidaya kerap kali bersinggungan akhirnya muncul kewenangan tersebut,” jelasnya.
Ditegaskan Azis, kewenangan pendirian mercusuar tersebut sepenuhnya berada di Kementerian Perhubungan. Dalam hal ini, DKP Kaltara hanya diminta untuk memberikan pandangan terkait pengaturan zona pelayaran dan nelayan budidaya.
“Sebenarnya zonanya sudah jelas, cuma terkadang nelayan ini kan melihat dimana mereka mendapatkan hasil ya disitulah mereka melakukan budidaya,” tegasnya.
9 titik pemasangan mercusuar juga masih akan dianalisis dan ditinjau. Menurutnya, penggunaan sebagian perairan maupun sungai tak boleh dimiliki oleh masyarakat, tetapi boleh dimanfaatkan. Pun dengan persoalan ini, rerata nelayan budidaya mengaku tak melihat batas alur pelayaran, sehingga pelaku usaha masih tetap memanfaatkan perairan tersebut untuk budidaya.
“Kita pernah memberikan tanda tapi hilang, jadi kita pikir alur pelayaran juga penting untuk masyarakat,” pungkasnya. (adv)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra