benuanta.co.id, TARAKAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Utara (Kaltara) menutup kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat provinsi jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hasilnya, Kota Tarakan keluar sebagai juara umum.
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari tersebut telah ditutup secara resmi oleh Kepala Disdikbud Kaltara, Teguh Henri Susanto pada Kamis, 11 Juli 2024 malam.
Ia menyebutkan dalam kegiatan O2SN ini, Kota Tarakan menjadi juara umum dengan total 8 medali emas diikuti oleh Kabupaten Nunukan dengan 7 medali emas lalu 3 medali emas diraih oleh Kabupaten Bulungan dan 2 medali emas oleh Kabupaten Tana Tidung serta Kabupaten Malinau.
“Juara umum dari Tarakan Tarakan kan memang jalur-jalurnya kan dekat-dekat aja jadi masing-masing sekolah itu dibina dalam suatu wadah itu dekat dengan kondisi Nunukan Malinau dan wilayah lain itu kan jauh-jauh sekolahnya. Andai kata mungkin bisa disatukan dalam satu tempat daerah-daerah itu juga bisa maju. Ini Yang menjadi catatan pemerintah daerah dan kota untuk membina atlit daerah yang akan menjadi atlit provinsi,” jelasnya, Jumat (12/2024).
Ia pun menekankan kepada seluruh atlet yang belum berkesempatan menjadi juara masih ada kesempatan tahun depan untuk mengikuti O2SN. Oleh karena itu ia meminta para atlit untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi.
Tak hanya itu saja, pihaknya pun mengungkapkan selama kepada para juara. Ia juga meminta agar yang mendapatkan juara mempersiapkan diri secara maksimal untuk mewakili Kaltara di tingkat nasional.
“Jauh lebih berat ketika bertanding di tingkat nasional semua daerah provinsi paling sudah menyiapkan jauh-jauh Saya berharap ketika sudah ditetapkan menjadi perwakilan Kalimantan Utara pulang dari sini harus lebih giat lagi latihan lebih keras lagi lebih semangat lagi,” ujarnya.
Terkait evaluasi kegiatan ia menjelaskan dari pelaksanaan semuanya sudah berjalan baik. Bahkan wasit dan juri pun melakukan tugasnya dengan adil karena para juri dan wasit didatangkan dari seluruh kabupaten dan kota di Kaltara sehingga semua keputusan dapat diterima oleh semua pihak.
“Secara menyeluruh saya mengevaluasi untuk persiapan saya menilai agak cukup kurang. Jadi anak-anak itu ketika bertanding fisiknya yang kurang. Kemudian yang kedua kan saya satu malam dengan para atlit malam itu belum tidur jadi pendamping itu seharusnya menjaga betul kondisi kesehatan para atlitnya supaya ketika bertanding fisiknya jadi mulai dari pengawasan pola makan termasuk tidur itu harus dijaga sehingga ketika bertanding betul-betul maksimal bahkan saya melihat ada yang tidak sampai finish karena pemanasannya kurang itu yang saya lihat tetapi secara pelaksanaan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Nicky Saputra