Sandiaga Uno Sebut Tempat Wisata Kepulauan Harus Ada Layanan Internet

benuanta.co.id, BERAU – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Indonesia dalam data Indeks Kepariwisataan Dunia naik 10 peringkat menjadi peringkat ke 22 di atas negara Belgia, Selandia Baru, dan Turki

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam dunia pariwisata Indonesia terdapat satu pekerjaan rumah yang cukup besar, karena dalam Indeks Kepariwisataan, kata Sandiaga disebutkan Information Communication Technology (ICT) yang mencakup keberadaan internet di sebuah wilayah pariwisata.

“Tapi ada 1 poin PR besar kita, dan di indeks itu disebutkan bahwa ICT itu masih belum mumpuni,” ungkapnya.

Sehingga ditegaskannya, bahwa tugas besar pemerintah daerah adalah memastikan ketersediaan jaringan internet di destinasi wisata terpenuhi dan andal.

“Jadi ini sedang kita kembangkan bersama dengan Kemenkominfo,” ujarnya.

Di antaranya sebut Sandiaga, penggunaan internet berbasis satelit seperti starlink garapan Elon Musk sehingga ke depan pihaknya akan mengembangkan rencana dan kemungkinan untuk penggunaannya.

“Tapi betul banget, internet ini jadi PR dan sepenting itu,” bebernya.

Sandi mengungkapkan banyak keluhan yang menyatakan bahwa wisatawan umumnya muda mudi itu kerap kali berharap dan mencari penginapan yang punya jaringan internet stabil. Wisatawan bisa batal jika penginapan tidak dilengkapi jaringan internet yang mumpuni.

“Beberapa cerita juga bilang kalau ke Maratua, pilih penginapan yang terjangkau jaringan internet. Kalau tidak ada jaringan internet, mereka sekarang tidak mau,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Berau, Didi Rahmadi menambahkan kemungkinan penggunaan sistem komunikasi internet berbasis satelit Starlink untuk di wilayah Berau yang masih blank spot.

Peluncuran gawai yang memudahkan terhubung internet dimana pun masih perlu pendalaman lagi jika ingin digunakan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Nanti kita akan pelajari dulu apakah memungkinkan atau tidak? Apakah ada regulasi yang membolehkan nanti,” imbuhnya.

Sebab, usai diluncurkan oleh Elon Musk beberapa waktu lalu di Indonesia, kini kerap kali berseliweran penilaian masyarakat yang telah membeli dan menggunakan.

Dimana beberapa wilayah alat tersebut mampu menangkap frekuensi internet yang cukup besar dan stabil.

“Yang selama ini memang kita juga gunakan V-Sat, dia kan juga nembak ke satelit. Namun kecepatannya rendah, berbeda dengan starlink ini,” tegasnya.

Selain itu, dirinya juga masih mempelajari penggunaannya. Sebab yang kerap kali terlihat adalah pemakaian pribadi masyarakat. Apakah perangkat tersebut juga menetapkan harga yang sama jika digunakan untuk perluasan jaringan internet, bukan penggunaan mandiri.

“Kan kalau pribadi bulanannya sekitar Rp 750 ribu, nah kalau kita terapkan untuk kampung-kampung yang jauh misalnya. Apakah terap penggunaan pribadi atau harga berbeda,” ucapnya.

Selain hal itu, Diskominfo Berau juga berupaya memperluas jaringan internet melalui jaringan fiber optik.

“Karena pada 2025 mendatang akan diusulkan tambahan titik wifi gratis sebanyak 500 titik. Ini teknologi bagus,  dan kebetulan wilayah kita sesuai. Artinya ada wilayah-wilayah yang blank spot, mungkin bisa gunakan itu starlink jika aturan memungkinkan,” pungkasnya.(*)

Reporter: Georgie

Editor: Ramli 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *