KPU Tarakan Turun ke Pasar Sosialisasikan Pilkada dan PSU

benuanta.co.id, TARAKAN – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan melakukan sosialisasi di Pasar Beringin pada Kamis, 4 Juli 2024 kemarin.

Tak hanya mensosialisasikan Pilkada, KPU Tarakan turut menyampaikan Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Dapil Tarakan Tengah yang dijadwalkan berlangsung pada 13 Juli 2024 mendatang.

Komisioner KPU Tarakan, Hendry menjelaskan sosialisasi ini dilakukan lantaran permintaan dari masyarakat langsung agar seluruh kalangan teredukasi soal Pilkada juga PSU mendatang. Dipilihnya Pasar Beringin karena pihaknya mempertimbangkan titik keramaian pasar.

Baca Juga :  Wamendagri: Kemendagri Evaluasi Pj Kepala Daerah Tiga Bulan Sekali

“Sosialisasi di pasar ini masuk segmen kita. Insyaallah kalau waktunya cukup, kita akan menyasar pasar yang lain. Nanti kita lihat waktu saat lagi ramai,” jelasnya, Jumat (5/7/2024).

Ditegaskan Hendry, penyampaian menyoal Pilkada ini harus dilakukan lantaran biasanya tren Pilkada jumlah pemilih mengalami penurunan. Menurutnya hal tersebut terjadi karena jauhnya jarak waktu dari Pemilihan Umum (Pemilu) ke Pilkada.

“Kalau sebelumnya kan Pilkada dan Pileg jaraknya jauh, sampai beda tahun. Tahun ini ibaratnya masih segar di ingatan dan tahapannya juga beririsan,” tegasnya.

Baca Juga :  Muzani Sebut Kehormatan Bagi Gerindra bila Jokowi Bergabung

Dalam sosialisasi Pilkada ke masyarakat, KPU turut menyampaikan agar masyarakat tidak golput. Harapannya partisipasi masyarakat yang tinggi mencapai 75 persen keatas pada Pemilu 14 Februari lalu, juga kembali tinggi pada November nanti.

“Mudahan semangat Pemilu kemarin masih di tahun yang sana, mudahan tertular juga di Pemilu nanti. Minimal partisipasi sama 75 persen atau bahkan lebih tinggi,” harapnya.

Baca Juga :  Yusril: Pemerintah Berkomitmen Bahas RUU KKR yang Baru

Salah satu penilaian perbedaan partisipasi, biasanya melihat moment Pileg yang pesertanya warga lokal dan sudah dikenal calon pemilihnya. Sedangkan Pilkada hanya memilih beberapa pasang dan ada yang tidak dekat ke masyarakat.

“Urusan menang atau kalah itu kan nanti. Tapi masyarakat tahu kalau orang yang dikenalnya jadi peserta di Pileg itu. Beda dengan Pilkada, pesertanya beberapa orang dan yang dikenal timnya saja,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Nicky Saputra 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *