benuanta.co.id, TARAKAN – Anjloknya harga rumput laut di Kota Tarakan memantik reaksi pengamat ekonomi di Kalimantan Utara (Kaltara).
Pengamat ekonomi, Dr. Ana Sriekaningsih menyebut, anjloknya harga rumput laut terlihat dari sisi global akibat dari perang Ukraina dan Rusia. Perang ini menyebabkan permintaan rumput laut di Eropa menurun, yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap melesunya permintaan ekspor dari Indonesia.
“Permintaan rumput laut dari pasar dunia banyak sekali dipergunakan di berbagai komoditas, di antaranya makanan dan kosmetik. Maka dari itu adanya perang dapat mempengaruhi harga rumput laut secara global termasuk di daerah wilayah Kalimantan Utara yang mengalami penurunan secara drastis,” ujar Ana.
Selain itu transaksi antar daerah juga berpengaruh karena rumput laut dari daerah akan dikirim ke pengepul. Saat permintaan secara global menurun para pengepul juga akan menurunkan permintaannya ke para petani rumput laut.
“Sisi lain dari permintaan dan penawaran semakin tinggi penawaran antar harga tersebut diliat sisi ekonominya. Diliat kembali dari kualitasnya yakni kadar apakah bagus atau tidak, yang perlu dikoreksi di kita juga sudah ada asosiasi rumput laut, kita harus tahu sebab dan musabahnya solusi perang harga pangan ke pemerintah, apakah komoditas cukup memadai atau kurang banyak,” katanya.
Menurut Ana, pemerintah juga harus ikut andil dalam menstabilkan harga rumput laut. “Pemerintah harus campur tangan. Misalkan ini permintaan menurun namun si pengepul terus meminta-minta agar si mengepul ini dapat dalam kondisi murah ia akan menjual harga yang tinggi. Itu lah perannya pemerintah agar harapannya lebih cepat mengkondisikan kembali harga rumput laut supaya petani dapat tersejahterakan,” tutupnya. (*)
Reporter: Rewinda Karinata
Editor: Yogi Wibawa