benuanta.co.id, TARAKAN – Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati memberikan sambutan dan arahan secara virtual pada Rabu, 26 Juni 2024 di SMP N 2 Tarakan.
Arahan Menteri tersebut didengarkan langsung oleh Pemprov Kaltara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, juga dihadiri Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Kaltara.
Menteri Bintang menyampaikan permohonan maaf lantaran tak bisa hadir langsung di Bumi Benuanta. Dalam hal ini, ia juga mengapresiasi hadirnya Pemprov Kaltara yang berarti mendukung program inovasi strategi pencegahan pernikahan anak BRILLIANT (Bersama Anak Kalimantan Utara Peduli Kesehatan).
“Saya mengapresiasi pesan yang luar biasa dari Pak Sekdaprov bahwa memang betul investasi yang paling berharga bagi suatu bangsa bukanlah tambang atau minyak bumi, tapi sumber daya manusia yang berkualitas,” ujar Menteri Bintang ke dalam sambutan secara virtual, Rabu (26/6/2024).
Ia melanjutkan, pentingnya pemenuhan hak terhadap anak lantaran anak merupakan tingkat estafet bagi bangsa ke depannya. Menteri Bintang juga mengapresiasi kerja pemerintah dalam memberikan pendampingan terbaik bagi pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak di Kaltara.
“Saya tertarik mendengarkan inovasi BRILLIANT, bagaimana memadukan strategi pencegahan perkawinan anak dengan program P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Banyak program yang sudah dilakukan dan apresiasi yang setinggi-tingginya,” lanjutnya.
Terkait perkawinan di kalangan anak sendiri, jika melihat data yang ada di Kaltara selama kurun waktu tiga tahun, terdapat mengalami penurunan. Meski masih berada diangka rata-rata nasional.
Menteri Bintang optimis, dengan adanya program BRILLIANT serta komunitas yang ada di Kaltara, maka akan mampu memberikan yang terbaik khususnya pada sisi pendampingan terhadap anak.
“Tentu ketika kita bicara pemenuhan hak anak, kita semua harus hadir. Baik dari pemerintah, masyarakat dan media menjadi penting untuk mengawal hal ini. Kita juga tidak harus melahirkan anak yang pintar, tapi berkualitas, sehat mental dan berkarakter untuk menuju Indonesia emas 2025,” beber wanita yang akrab disapa Bunda Bintang itu.
Ia juga berpesan agar pemerintah mampu mendengarkan suara dan harapan anak. Bunda Bintang berharap agar anak-anak Kaltara dilibatkan dalam proses Musrenbang untuk mengetahui permasalahan anak yang ada saat ini.
“Hak partisipasi anak adalah tugas kita untuk mendengarkan suara mereka,” pungkasnya.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli