Harap Lestarikan Peninggalan Sejarah Naskah Kuno ke Bentuk Digital

benuanta.co.id, BERAU – Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melindungi dan melestarikan peninggalan sejarah yang berada di Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung.

“Itu sebagai upaya Pemkab Berau dalam melindungi peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Berau,” ucapnya Jumat (21/6/2024).

Seperti diketahui, Berau memiliki sejarah yang cukup istimewa dari jauh sebelumnya. Seperti Kerajaan Berau dipimpin oleh raja pertama bernama Baddit Dipattung yang memiliki gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma.

“Setelah itu, kerajaan terbelah menjadi dua kesultanan, yakni Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung yang sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya,” bebernya.

Dirinya juga menegaskan masing-masing memiliki sejarah yang melekat dengan perkembangan Kabupaten Berau pun memiliki peninggalan sejarah dari masa lampau, berupa naskah kuno, prasasti, monumen dan sebagainya.

“Sebagai daerah yang cukup bersejarah di Kabupaten Berau, kami sangat berharap partisipasi aktif dari OPD terkait, seperti Dispusip Berau dan Disbudpar Berau untuk bersama melindungi peninggalan sejarah tersebut,” ungkapnya

Said menambahkan bahwa peninggalan sejarah itu bisa menjadi daya tarik wisata sejarah di Kabupaten Berau. Komitmen Pemkab Berau tidak hanya mengembangkan pariwisata alam saja tapi juga wisata sejarah yang menjadi bukti lahirnya Kabupaten Berau.

“Pariwisata di Berau termasuk wisata sejarah yang harus kita lestarikan untuk diketahui generasi di masa depan. Bukan banya sekadar wisata alam. Tapi bukti sejarah bisa jadi bagian dari upaya kita untuk meningkatkan pariwisata di Kabupaten Berau,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya melakukan pelestarian kebudayaan dan peninggalan sejarah secara optimal.

“Terlebih, peninggalan seperti naskah kuno yang rawan rusak jika tidak disimpan dengan baik,” tuturnya.

Diakuinya, selama ini pemeliharaan naskah kuno milik Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung dikelola mandiri.

“Secara pribadi, dirinya berharap ada partisipasi aktif dari OPD untuk membantu melestarikan naskah kuno tersebut. Itu bisa dilakukan dengan cara digitalisasi,” imbuhnya.

Menurutnya untuk melindungi naskah kuno itu membutuhkan perlakuan khusus, tidak bisa sembarangan disimpan karena khawatirnya akan rusak.

“Jika hanya dikelola sendiri oleh Kesultanan, dikhawatirkan keberlanjutan atau kelestariannya tidak berumur panjang. Kita berupaya mendorong Disbudpar dan Dispusip untuk membantu melestarikan itu. Digitalisasi itu harus kita lakukan, ke depan upaya untuk mendigitalisasi naskah kuno akan kita lakukan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Georgie

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *