benuanta.co.id, TARAKAN – Teka teki jatuhnya pesawat perintis jenis PC-6 Pilatus Porter milik maskapai Smart Air hingga saat ini masih belum diketahui. saat dijadwalkan take off dari Bandara Juwata Tarakan ke Bandara Binuang, kondisi cuaca juga terpantau normal.
Manager PT Smart Cakrawala, Nasrul mengatakan sebelum penerbangan pesawat perintis PK-SNE, pihaknya selalu melakukan pengecekan terhadap komponen pesawat. Sebelumnya keberangkatan, pihaknya juga meminta update foto cuaca lokasi tujuan.
Dalam pesawat tersebut, hanya berisi pilot atas nama Capt Muhammad Yusuf dan satu engineer atas nama Deni S.
“Base pesawat ini di Malinau, jadi di sini (Bandara Tarakan) hanya satu hari. Makanya ada satu engineer yang dibawa. SOP-nya memang sebelum berangkat harus dicek komponennya,” ungkapnya, Jumat (8/3/2024).
Nasrul juga menyebut, jam terbang pilot sudah cukup tinggi di wilayah Kaltara yakni 754 jam.
“Jam terbang pilotnya sudah 754 jam, mungkin kalau untuk kapasitas kita tidak bisa tentukan berapa yang bisa dibawa. Kami muatan sesuai jarak, dengan rute Tarakan – Binuang bisa membawa 650 kilo,” lanjutnya.
Sementara itu, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, memprediksi wilayah Binuang pada pagi tadi cukup baik dan terpantau cerah.
“Cuaca yang similar mendekati itu di wilayah Long Bawan, pukul 09.00 WITA itu cuacanya bagus,” kata Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi.
Ia menguraikan, kondisi cuaca di Long Bawan dua pertiga langit tertutup awan dengan temperatur 28 derajat celcius. Jarak pandang juga masih diambang batas normal yakni 10 kilometer.
Namun, memasuki sore hari ini, terdapat penurunan jarak pandang menjadi 8 kilometer.
“Hal itu disebabkan oleh partikel basah di udara. Itu kabut. Kalau kabut biasanya jarak pandang kurang dari 1 kilometer,” tandasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra