Bawaslu Nunukan Dekalarasikan Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA

benuanta.co.id, NUNUKAN – Ciptakan Pemilihan Umum (Pemilu) yang aman, jujur, damai, adil dan bermartabat, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nunukan menggandeng pemuka agama untuk deklarasikan melawan politik uang dan politisasi SARA.

Ketua Bawaslu Nunukan, Moch Yusran menuturkan hingga saat ini pihaknya gencar melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan para pemuka agama, toko adat, toko masyarakat hingga toko pemuda yang ada di Kabupaten Nunukan.

“Beberapa waktu lalu kita adakan di gereja-gereja, kalau untuk hari ini kita laksanakan deklarasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nunukan,” kata Yusran kepada benuanta.co.id, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga :  Diduga Akibat Depresi Jumadi Ditemukan Gantung Diri

Diungkapkannya, tak dipungkiri yang menjadi tantangan besar dalam Pemilu ialah politik uang dan politik SARA yang mana dua hal ini sangat bertentangan dengan agama. Sehingga pihaknya melibatkan MUI yang mana merupakan corong bagi umat Islam.

“Kalau persoalan ini tentu tidak ada pembenarannya, kita harap dengan adanya kegiatan ini baik para ustaz masjid dan taklim bisa memberikan edukasi kepada masyarakat melalui dakwaan di masjid-masjid terkait larangan politik uang maupun sara ini,” ungkapnya.

Yusran mengatakan, dalam politik, perbedaan pilihan merupakan hal yang biasa. Namun ia menekankan jika jangan menjadikan agama, suku dan ras sebagai kampanye dalam menghasut dengan ujaran kebencian.

Baca Juga :  Peringati Hari Disabilitas Internasional, Masyarakat Diajak Perkuat Solidaritas

Terpisah, Ketua MUI Nunukan, Ustaz Harun Zain mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi atas upaya yang dilakukan bawaslu Nunukan dalam hal memberikan pencerahan dan kecerdasan masyarakat dalam memilih terkhusus dalam melawan politik uang dan SARA.

Ia pun menyampaikan jika MUI Nunukan akan menggaungkan hal ini kepada para ustaz dan masyarakat.

“Sudah jelas, kalau dari pandangan agama Islam, Poltik uang dan sara jelas haram. Bahkan, dosa dari perbuatan itu tak hanya diterima oleh pemberi namun juga diterima oleh si penerima,” ungkap Ustaz Harun Zain.

Baca Juga :  Modus Cabut Uban, Kakek di Nunukan Cabuli Anak di Bawah Umur

Dikatakannya, sejatinya politik uang tidak hanya dalam bentuk uang saja, akan tetapi bisa dalam berbentuk barang.

“Tidak hanya uang, dalam bentuk sembako itu sudah politik uang apalagi ketika si pemberi ini mengharapkan dipilih saat pemilihan nanti,” katanya.

Sementara itu, ia juga kembali mengingatkan agar tidak menjadikan Pemilu ini sebagai ajang saling menjelek-jelekkan suku, agama, ras maupun antar golongan tertentu.

“Pada intinya, kita masyarakat jangan sampai terpecah belah lantaran berbeda pilihan,” pungkasnya. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *