benuanta.co.id, BERAU – Hampir memasuki satu bulan, Kabupaten Berau menghadapi kelangkaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kg. Pendistribusian gas melon dinilai warga tidak tepat sasaran akibat terlalu banyak persyaratan administrasi yang harus dipenuhi.
Sekretaris umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Batiwakkal Cabang Berau M. Ricky Nur Aftartillah Abbas mengatakan, HMI turut menyoroti persoalan di tengah masyarakat Berau ini.
“Kelangkaan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, mengingat potensi dampak yang dapat menyengsarakan masyarakat,” ucapnya Ahad (14/1/2024).
Abbas juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap masalah kelangkaan tabung LPG 3 kg yang mungkin dihadapi oleh masyarakat merupakan sumber energi utama bagi rumah tangga.
“Dan kelangkaan ini dapat merugikan terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya pun mengimbau agar pemerintah setempat untuk mengambil tindakan cepat guna mengatasi kelangkaan gas LPG.
“Perlunya koordinasi yang baik antara pemerintah, industri dan masyarakat untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang yang efektif,” ungkapnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam upaya penanggulangan kelangkaan gas LPG.
“Kami menekankan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi krisis ini, serta mengedepankan gotong royong untuk memastikan kebutuhan energi dasar terpenuhi secara adil,” tuturnya.
Selain itu, mahasiswa yang aktif tentang kegiatan sosial tersebut pun menyoroti urgensi penanganan kelangkaan gas LPG di Kabupaten Berau.
“Kami harap pemerintah bisa terus berupaya menangani masalah ini, partisipasi dan dukungan dari tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi krisis ini dan memastikan kesejahteraan bersama,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli