benuanta.co.id, TARAKAN – Perkelahian antar siswi SMP Negeri 4 Tarakan viral di sosial media hari ini. Berdasarkan video yang beredar, tampak perkelahian itu terjadi di sebuah lapangan yang ada di Kelurahan Selumit pada Selasa, 9 Januari 2024.
Rumor yang beredar perkelahian tersebut dikarenakan saling olok-olokan salah satu pacar dari kedua siswi tersebut.
Pihak sekolah yang menyadari bahwa perkelahian tersebut melibatkan anak didiknya langsung mengambil langkah untuk penyelesaiannya. Kepala SMP N 4 Tarakan, Suparji mengatakan siswa yang berkelahi merupakan siswi kelas 8 dan 9 usai pulang sekolah.
“Karena masih pakai baju sekolah otomatis kami harus tanggung jawab. Sudah kita koordinasikan ke guru BK, wali kelas juga dan orang tua siswi tersebut,” katanya saat ditemui, Rabu (10/1/2024).
Alhasil, pihak sekolah bersama orang tua siswi yang bersangkutan sepakat melakukan mediasi. Pihak sekolah juga meminta kepada orang tua siswi-siswi tersebut untuk menandatangani berita acara perdamaian. Namun, pihak sekolah masih akan menerapkan sanksi lanjutan jika permasalahan ini berkelanjutan.
“Setelah kita tahu bahwa korbannya itu tidak apa-apa artinya tidak ada gejala-gejala lanjutan akibat perkelahian makanya sepakat mediasi. Kita juga akan menanggung biaya pengobatan jika ke depan siswi ada yang merasa sakit,” beber Suparji.
Dilanjutkannya, pihak sekolah juga tak mengetahui permasalahan ini sebelumnya. seandainya salah satu siswa berinisiatif untuk memberitahu pihak sekolah maka tidak akan terjadi kejadian perkelahian tersebut. Suparji mengatakan, jika perkelahian terulang maka pihaknya menerapkan sanksi yang akan diterapkan bagi kelas 7 dan 8 berupa penundaan kenaikan kelas. Sedangkan kelas 9 tidak akan diluluskan.
“Karena syarat kenaikan kelas dan kelulusan itu akhlak harus bagus. Ya ada beberapa siswa ini kami pro aktif di sekolah,” lanjutnya.
Selain itu, pihak sekolah juga akan menemui Ketua RT di mana lokasi perkelahian siswi tersebut berlangsung.
Sementara itu, Kasat Binmas Polres Tarakan, AKP Budi Santoso menerangkan pihaknya mendapatkan perintah langsung dari Kapolres Tarakan untuk melakukan penelusuran. Sehingga pihaknya mendatangi SMP N 4 Tarakan untuk mengetahui duduk permasalahan tersebut.
Diuraikannya, sebenarnya kronologis perkelahian tersebut diawali pada Senin, 8 Januari 2023. Saat itu, siswi J yang memulai pemukulan terhadap siswi M. Pemukulan tersebut tak langsung dibalas oleh M sehingga M menantang kembali J di luar sekolah untuk berkelahi.
“Senin itu jam 12.00 WITA, J memukul duluan bagian kepala M. Setelah kejadian itu janjian mau kelahi ketemulah hari Selasa pukul 14.00 WITA. Saat kelahi sepakat semuanya membuka hijab,” urainya.
Dalam mediasi ini pihaknya menyimpulkan kedua belah pihak merupakan korban dan pelaku. Sehingga, langkah yang diambil sekolah dinilai tepat untuk mempertemukan para orang tua dan siswa langsung. Terlebih, kedua siswi yang terlibat tak merasa pusing atau sakit pasca perkelahian itu.
“Sudah disepakati juga damai. Kita ucapkan terima kasih pihak sekolah langsung menindaklanjuti. Karena ini permasalahan perundungan di lingkungan sekolah,” imbuh Budi.
Perwira balok tiga itu menyebut juga akan ada pembinaan khusus bagi siswi yang terlibat. Pembinaan tersebut nantinya akan dilakukan oleh pihak sekolah. Ia juga meminta kepada masyarakat yang memiliki video perkelahian tersebut agar dihapus lantaran permasalahan sudah selesai.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli