benuanta.co.id, TARAKAN – Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) yang tak mengenal musim membuat kondisi cuaca yang cenderung berubah-ubah. Selain itu, wilayah Kaltara khususnya Kota Tarakan juga kerap kali terjadi fenomena berupa hujan lokal.
Dijelaskan oleh Forecaster Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Ida Bagus Gede Yamuna, fenomena hujan lokal yang hanya terjadi di beberapa wilayah saja dikarenakan adanya faktor dua pola angin yang berbeda. Pola angin tersebut diantaranya pola angin Timuran dan Baratan.
“Dua pola angin ini dominan di wilayah Kaltara. Kalau Timuran adalah sumber anginnya bertiup dari perairan Utara Sulawesi ke arah daratan Kalimantan. Kalau Baratan ini angin bertiup dari daratan utama Kalimantan ke perairan Timur Kaltara,” jelasnya, Ahad (7/1/2024).
Adanya hujan lokal ini sering kali terjadi ketika pola angin Timuran. Biasanya, juga terjadi pada pagi hingga siang hari. Berbeda dengan pola angin Baratan, hujan yang ditimbulkan merata ke seluruh wilayah, biasanya terjadi pada malam hingga dini hari.
“Jadi kalau mau dirangkum karena pola anginnya. Ada faktor lain seperti faktor topografi,” sambungnya.
Faktor topografi sendiri dikatakan Bagus seperti perbukitan atau dataran tinggi dan juga pesisir pantai. Wilayah topografi juga identik dengan pertumbuhan awan hujan.
Biasanya, pertumbuhan awan di wilayah perbukitan cenderung parsial sehingga hujan yang ditimbulkan tidak merata.
“Sebagai contoh, terkadang kita memberikan informasi terkait peringatan dini cuaca di Tarakan, tapi yang berpotensi hujan wilayah Tarakan Timur saja, jadi tidak selalu keseluruhan Tarakan yang hujan,” pungkasnya.
Warning terhadap cuaca yang cenderung berubah-ubah di wilayah Kaltara khususnya Tarakan juga selalu diberikan oleh BMKG Tarakan melalui WhatsApp Group juga akun sosial media BMKG lainnya. Pihaknya mengharapkan agar masyarakat yang hendak beraktivitas di luar rumah untuk dapat selalu memperhatikan imbauan cuaca yang dikeluarkan setiap harinya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa