benuanta.co.id, TARAKAN – Menghadapi tahun 2024, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki strategi dalam menghalau dan meminimalisir peredaran narkotika.
Pada tahun 2024 ini pihaknya fokus rehabilitasi terhadap pengguna, menyikat dan menyadarkan bandar untuk menuju Kaltara bersih narkoba.
“Ini pendekatan yang saya coba. Karena kalau kita menggunakan masyarakat secara keseluruhan tidak tertuju kepada akar permasalahan. Sementara dalam teori kriminal ada pelaku narkoba yang tidak berhenti bahkan saat ada di Lapas,” sebut Kepala BNNP Kaltara, Brigjend Pol Rudi Hartono, Jumat (5/1/2024).
Dilanjutkannya, ia juga akan menjerat para pelaku penyelundupan narkotika dengan Undang-undang Tindak Pidana Pencurian Uang (TPPU) untuk memiskinkan para bandar.
Sementara untuk rehabilitasi, pada tahun 2023 lalu berkisar 64 persen atau 89 orang. Hal ini pun menjadikan kendala bagi pihaknya lantaran tak adanya panti rehabilitasi di Kaltara. Namun, di tahun 2024 ini pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bulungan untuk mendirikan rumah rehabilitasi.
“Kita kapitalisasi lah nanti untuk bisa dilibatkan berbagai stakeholder. Kita bangun dan perbaiki agar bisa menjadi rehab mandiri bagi Kaltara,” lanjutnya.
Untuk pencegahan sendiri, di tahun 2023 terdapat 8.829 orang untuk diedukasi dan disadarkan agar tidak menyalahgunakan narkotika.
Pada 2024 pihaknya juga akan membangun komunikasi terhadap perusahaan yang memberikan waktu kerja tambahan bagi para pekerja. Diyakini hal inilah yang turut memicu naiknya angka pengguna sabu di Kaltara.
“Seperti pekerjaan sebagai penambang. Karena para penambang membutuhkan bekerja lama apalagi aku ada overtime. Kalau sudah pakai itu (sabu) mereka merasa bisa, termasuk pekerjaan dengan risiko tinggi. Mereka merasa jadi berani,” beber jenderal bintang satu itu.
Ia mengungkapkan juga akan lebih memperketat pengawasan di perbatasan Kaltara, seperti diketahui beberapa pengungkapan sabu terbesar dikarenakan lolosnya perahu kecil asal negara tetangga yang mampu mengelabuhi petugas.
“Pengiriman terbesar selalu ke Sulawesi. Kesulitan kita ya selalu para penyelundup mengelabuhi petugas pakai speed kecil. Akhirnya bisa lolos. Tapi kita akan perketat, petugas harus bekerja extra pada 2024,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa