6.072 Jamban di Tarakan Ditemukan Tak Layak

benuanta.co.id, TARAKAN – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) beberkan sebanyak 6.072 jamban di Kota Tarakan masuk kategori tidak layak berdasarkan data pendampingan keluarga dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Hal tersebut disampaikan pada saat Satuan Tugas (Satgas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan TPPS Provinsi Kaltara memaparkan perkembangan stunting di Kota Tarakan di Ruang Imbaya, Senin (27/11/2023).

Koordinator TTPS Kaltara, Musa Tangjongan mengungkapkan jamban yang tidak layak tersebut paling banyak di temukan di wilayah pesisir Kota Tarakan. Sejauh ini yang paling banyak membantu adalah corporate social responsibility (CSR) dari PT. Pertamina. Pihaknya sendiri sebagai Satgas dalam upaya penurunan stunting sendiri telah memfasilitasi perusahaan maupun stakeholder terkait.

Baca Juga :  Polres Tarakan Bakal Gelar Apel Kesiapan Pengamanan Nataru

“Ini kembali lagi ke masing perusahaan seperti apa bantuannya apakah dalam bentuk jamban, air bersih atau Pemberian Makanan Tambah (PMT),”  ujarnya, Senin (27/11/2023).

Ia menyebut, butuh anggaran kurang lebih Rp 30 miliar untuk memenuhi kebutuhan jamban yang layak di Kota Tarakan.

Jamban yang layak memiliki peranan mengurangi angka stunting. Dikatakan Musa, stunting paling banyak terjadi akibat hal sensitif seperti lingkungan sanitasi yang sehat seperti jamban.

Baca Juga :  9 Pos Pengamanan Operasi Lilin Kayan Jelang Nataru

“Anak dengan sanitasi yang buruk sering terkena diare. Lingkungan yang tidak sehat itu memberikan kontribusi 70 persen kepada keluarga untuk terkena stunting,” ungkapnya.

Melihat dari lingkungan yang buruk merupakan penyumbang terbesar kenaikan stunting maka diperlukan kerjasama antara pemerintah dan juga perusahaan serta stakeholder terkait untuk mengatasi hal tersebut mengingat untuk jamban sendiri membutuhkan biaya yang cukup besar.

Baca Juga :  Jalani Hak Integrasi, Belasan Warga Binaan Lapas Tarakan Kembali ke Masyarakat

“Dia akan jadi anak stunting kalau intervensinya sensitifnya kita sama-sama gotong royong. Karena ini membutuhkan dana yang besar makanya perlu kolaborasi dari kawan-kawan perusahaan dan lainnya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *