Pro dan Kontra Kenaikan Harga Cabai di Kalangan Pengusaha dan Petani

benuanta.co.id, TARAKAN – Keuntungan harga cabai yang meroket untuk kalangan petani namun, menjadi keluhan bagi para pelaku usaha yang berbahan dasar cabai.

Fenomena kenaikan harga cabai menjelang akhir tahun merupakan hal yang lumrah di kalangan masyarakat. Namun, hal ini juga menjadi pro dan kontra di kalangan pengusaha dan petani cabai.

Seorang pengusaha sambal berbahan cabai rawit di Tarakan, Yulianti mengungkapkan kenaikan harga cabai memiliki dampak pada biaya operasional pembuatan sambal yang saat ini ia tekuni.

“Produksi berpengaruh. Biasanya per hari dipakai 20 sampai 35 kg, karena cabai per hari harga melonjak, jadi cuma bisa produksi sampai 10 kilogram saja per hari,” ujar Yulianti.

Menurut Yulianti, Harga cabai normalnya berada dikisaran Rp 40 ribu per kilogram dan saat ini sudah meroket hingga Rp 95 ribu bahkan bisa lebih Rp 100 ribu per kilogram. Ini sangat berpengaruh sehingga terjadi pengurangan produksi dan pendapatan yang ikut berkurang pula.

Baca Juga :  Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kaltara di Semester II

Ia pun menyiasati hal tersebut dengan menaikkan harga jual produk mengikuti kenaikan harga cabai yang juga mengalami kenaikan. “Padahal sudah membeli langsung dari petani karena sudah ada kerja sama dengan petani lokal di Kaltara,” ungkapnya.

Terpisah, petani cabai, Munira yang merupakan warga RT 15 Kelurahan Kampung Enam Kota Tarakan, membenarkan adanya kenaikan harga cabai saat ini. “Yang cabai hijau besar Rp35 ribu, cabai merah Rp60 ribu. Kalau dulu murah dibelikan di harga Rp25 ribu,” jelasnya.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Kembali Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series Mulai 1 Oktober 2024

Dikatakan Munira, kenaikan yang terjadi merupakan rejeki untuk petani. Pada periode pertama penanaman tidak terjadi kenaikan harga, kenaikan berlaku ketika periode kedua penanaman dilakukan. Menurutnya, dengan naiknya harga cabai bisa mengembalikan modal.

“Hasil panen sendiri ada langganan ke pasar dan diantarkan, berapa pun hasil panen diambil. Sekali panen tiga karung dengan berat per karung 30 kilogram. Kalau sehari dua karung dan kadang tiga hari panen lagi. Hari ini sudah ke sekian kali panennya, ini periode kedua,” terangnya.

Ia juga membeberkan jika pihaknya tidak asal saja menetapkan harga namun, harga jual di tentukan harga pasaran dan didominasi oleh pedagang yang menentukan harga jual sesuai dengan kualitas. Saat sudah berada dipasar dan dijual oleh pedagang maka harga jual akan mengalami kenaikan sebesar 30 persen. Tambahnya, harga jual cabai besar Rp 25 ribu dulunya sekarang bisa tembus Rp 60 ribu per kilogram.

Baca Juga :  Inflasi Kaltara pada September 2024 Terjaga

“Lebih dominan pedagang menentukan. Kalau hasil panen bagus, dapatnya juga bagus asal tidak ada penyakit. Petani hanya bawa hasil panen ke pedagang di pasar, pasar tentukan harga,” pungkasnya.(*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *