benuanta.co.id, NUNUKAN – Menanggapi masalah pondasi rumput laut yang menutup alur pelayaran, Asosiasi Pengusaha Rumput Laut (APRL) Nunukan minta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tingkatkan pengawasan.
Ketua APRL Nunukan, Ferry mengatakan persoalan ini sudah menjadi keluhan sejumlah armada kapal laut. Bahkan, beberapa waktu lalu Kapal cepat KMP. Manta II batal mengangkut penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Sei. Jepun Kabupaten Nunukan lantaran baling-baling kapal terlilit pondasi tali rumput laut.
“Bukan hanya itu, kita juga sudah sempat mendapat protes dari tol laut karena pondasi rumput laut ini sudah masuk dalam zona alur pelayaran,” kata Ferry kepada benuanta.co.id, Sabtu (11/11/2023).
Diungkapkannya, sejatinya pihak DKP Kaltara telah melakukan penertiban terhadap 30 pondasi rumput laut milik petani yang masuk dalam zona alur pelayaran.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika ada saja petani rumput laut yang terus melakukan penambahan pondasi hingga masuk ke dalam alur pelayaran.
“Terkait dengan masyarakat yang terus melakukan penambahan pondasi, tentu ini tak terlepas dari pengawasan pihak provinsi. Makanya ini yang kita tekankan kepada DKP untuk meningkatkan pengawasan,” ungkapnya.
Ferry menyampaikan, APRL sangat mendukung pemerintah melakukan penertiban pondasi rumput laut. Sehingga pihaknya mendorong agar pengawasan tersebut bisa terus dilakukan secara rutin.
Sebab, jika pengawasan tidak dilakukan dengan rutin, maka bisa dipastikan pondasi rumput laut baru akan terus bertambah masuk ke dalam zona. Lanjut Ferry, masih banyak masyarakat maupun petani rumput laut yang tidak mengetahui batasan-batasan zona yang bisa dilakukan pemasangan pondasi dan zona alur pelayaran.
Ia mengatakan, pondasi rumput laut yang menutup alur pelayaran tidak hanya menimbulkan resiko kecelakaan kapal. Akan tetapi, jika alur pelayaran tertutup, maka dampaknya juga bisa berimbas pada pengiriman rumput laut ke luar daerah.
“Kalau alurnya tertutup pondasi, bagaimana rumput laut ini mau dikirim, karena kapal-kapal pengangkutannya seperti Kapal Pelni, Swasta dan Tol laut tentu tidak mau ambil resiko. Kalau sudah begini kan pasti yang bakalan merugi kita semua,” jelasnya.
Sehingga, pihaknya berharap DKP Kaltara bersama dengan sejumlah aparat naik TNI AL dan Sat Polairud Polres Nunukan untuk bisa terus meningkatkan pengawasan dan rutin melakukan penertiban terhadap pondasi rumput laut yang menutup alur pelayaran di perairan Nunukan.(*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli