benuanta.co.id, NUNUKAN – Kabupaten Nunukan berhasil keluar dari status daerah tertinggal dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang pesat.
Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P, mengatakan status daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Nunukan, salah satunya sudah keluar dari status itu yakni tertinggal, karena melihat kondisi perekonomian sudah membaik.
“Perairan Nunukan kiri kanannya sudah ada pembudidaya rumput laut, kami yakin pergerakan ekonomi di Nunukan sudah membaik,” kata Reni saat mengunjungi Wilayah Kabupaten Nunukan, pada 10 November 2023.
Lanjut dia, karena berada di wilayah perbatasan pihaknya Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, ada hal-hal yang perlu perkuat wilayah perbatasan terutama dari segi informasi.
Daerah perbatasan merupakan wilayah strategis menjadi pintu masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) termasuk pihak luar ke dalam negeri, namun wilayah tertinggal, terdepan dan terluar saat ini masih mengalami keterbatasan pembangunan termasuk aspek pendidikan, informasi sumber daya manusia dan Nasionalisme.
“Nasionalisme ini menjadi catatan kami di wilayah perbatasan,” jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, media dapat sebagai jendela informasi dan pengalaman untuk meratakan informasi di wilayah Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk wilayah perbatasan dan terpencil.
Selain itu, Direktur Jian Hankam dan Geografi Lemhannas RI, Rolland D. G. Waha, mengatakan wilayah Nunukan sudah tidak masuk wilayah tertinggal, walaupun masuk wilayah terdepan dan terluar tidak akan pernah lepas yang selalu berharap dan berbatasan dengan Malaysia.
“Kabupaten Nunukan tidak lagi masuk tertinggal,” tegasnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli