benuanta.co.id, TARAKAN – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tarakan membeberkan alasan lebih memilih menggunakan PJU listrik daripada tidak Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS).
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pelayaran Dinas Perhubungan Kota Tarakan, Sukarman mengungkapkan PJUTS memiliki masalah tersendiri. Menurutnya, musuh terbesar pengguna PJUTS adalah manusianya sendiri.
“Musuh utamanya manusia itu sendiri (PJUTS), karena banyak dicuri panel-panelnya,” ujar Sukarman, Senin (6/11/2023).
Melihat dari sisi teknologi PJUTS sangat baik karena dapat mengurangi pembayaran listrik yang secara tidak langsung juga mengurangi pembiayaan. Pihaknya pun telah memasang PJUTS di beberapa titik namun, banyak di curi bahkan sampai tiangnya.
Dari hasil survei, kurang lebih 100 titik PJUTS yang dipasang terdapat kurang lebih 10 persen di antaranya yang hilang. Mengingat harga per unitnya sangat mahal hingga mencapai 3 kali lipat dari harga PJU listrik pihaknya pun ragu untuk memasang PJUTS di seluruh titik Kota Tarakan.
“Jadi kalau itu 3 jutaan (PJU listrik), dia sampai 10 juta satu unitnya (PJUTS),” terangnya.
Walaupun PJUTS di pasang di pusat kota Tarakan, masih saja ada tangan jahil yang mencurinya untuk diambil panelnya dan kebanyakan dibawa ke tambak. Bahkan pelakunya sempat di tangkap oleh pihak kepolisian.
Tak hanya itu, alasan pihaknya tidak menggunakan PJUTS karena mengingat Tarakan merupakan wilayah yang memiliki cuaca hujan sepanjang tahun sehingga tidak memungkinkan penyimpanan daya PJUTS dari matahari akan banyak.
“Itu yang kadang kita khawatirkan, tidak bisa menyala kalau cadangannya (tenaga surya yang terserap) tidak bagus,” ungkapnya.
Walaupun PJUTS memiliki biaya pemeliharaan yang cukup mahal, ia mengembalikan kepada pihak pemerintah selama pihak pemerintah siap untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dan juga biaya investasi awal. Hal tersebut pun dapat mengurangi beban tagihan listrik yang per bulannya harus dibayar ke PLN.
“Itu aja kendalanya manusia dan cuaca apalagi Tarakan tidak tentu musim hujannya,” pungkasnya.(*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Ramli