benuanta.co.id, TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) meluncurkan aplikasi Simfoni Desaku pada kegiatan Pelatihan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa, Rabu (8/11/2023) malam.
Dikatakan Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang program penguatan pemerintah dan pembangunan desa merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat bagi kepala desa maupun aparatur desa dalam hal pengelolaan keuangan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pelaporan.
“Juga terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak pantas dilakukan,” ujar Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang.
Aplikasi Simfoni Desaku merupakan aplikasi pelatihan yang dilakukan secara online, di mana peserta dapat mengikuti pelatihan dengan mengakses aplikasi Simfoni Desaku tersebut. Tak hanya itu, peserta pun akan tetap mendapatkan sertifikat seperti mengikuti kegiatan secara offline.
Hal ini juga merupakan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah peluncuran yang dilakukan, pelatihan menggunakan aplikasi Simfoni Desaku sudah bisa diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara. Selain itu, dengan adanya aplikasi Simfoni Desaku dapat memangkas penggunaan biaya yang besar.
“Harapannya kita semua perangkat desa di Kaltara mengetahui dan lebih paham mengenai regulasi yang ada dan kepala desa dalam pengelolaan keuangan juga tertib. Jangan sampai harga yang Rp 500 dibuat harga Rp 1 juta apalagi yang fiktif, yang tidak fiktif aja bermasalah apalagi yang fiktif,” ungkapnya.
Terpisah, Provincial Coordinator Regional Management Consultant (RMC) V Kaltara, Aris Ma’mun Riadi menerangkan pelatihan tersebut diadakan secara nasional yang dimulai pada 20 September 2023 lalu. Mengingat saat ini sudah memasuki tahun politik, pihaknya diberikan target untuk menyelesaikan pelatihan tersebut di awal November.
“Dalam pelatihan tersebut secara nasional ada 9 jenis pelatihan. Namun, yang sudah direalisasikan khususnya untuk Kaltara itu ada 7 jenis pelatihan,” jelasnya.
Khusus wilayah Kaltara, terdapat kurang lebih 360 desa yang menjadi lokus dan saat ini sudah dilaksanakan pelatihan untuk angkatan terakhir yaitu angkatan 9. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan evaluasi dan monitoring hasil dari pelatihan yang sudah dilakukan.
“Tentu kalau melihat monitoring evaluasi pasca pelatihan itu kan kita butuh waktu. Kalau yang Simfoni Desaku, lebih menekankan kepada pembelajaran harapannya itu learning management sistem jadi sudah pakai aplikasi sifatnya” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa